LIE TO ME
EPISODE 1
EPISODE 1
Pst : Untuk memperjelas gambar klik aja gambarnya ya :-)
Hyun Gi Jung. Seorang CEO Hotel yang terkenal sangat perfect-sionis. Dia mengeliling hotelnya itu untuk mengecheck semua kebersihan dan kerapihan di dalam hotel. Dia berkeliling hotel ditemani Sekertarisnya yang juga merupakan teman SMAnya yaitu Park Hoon dan beberapa staff Hotel. Para petugas hotel pun langsung mengucapkan salam begitu Gi Jung lewat dihadapannya. Gi Jung bahkan mendatangi bagian Restaurant Hotel dan membuat suluruh koki tegang, Gi Jung menatap seluruh kerapihan di Restaurant dan saat Gi Jung pergi, Para Koki dapat bernafas dengan lega.
Gi Jung mendatangi salah satu ruang di Hotelnya itu dimana para staff hotel sedang sibuk merapihkan ruangan. Manager Park menghampiri Gi Jung dan berkata, "Kami sedang menyiapkan pesta untuk besok." Gi Jung menjentikan jarinya dan cahaya ruangan pun berubah. Lalu ada layar yang menampilkan foto-foto pra wedding dari si Pengantin yang besok akan melaksanakan pesta pernikahannya di Hotel itu. Gi Jung tersenyum karena persiapan untuk pesta pernikahan besok sudah hampir sempurna.
Sebuah mobil datang ke Hotel World(Hotel Milik Gi Jung) dan turunlah 3 orang wanita dari dalam mobil. Salah satu dari wanita itu menangis kencang, sementara 2 orang wanita lainnya berusaha menenangkan wanita yang menangis itu.
3 orang wanita itu pun langsung mendatangi resepsionis Hotel. Sahabat dari wanita yang menangis itu pun bertanya pada resepsionis, "Kamar nomor berapa yang baru di masuki oleh Laki-laki dan perempuan tadi hah?" Resepsionis itu kebingungan, "Maaf. Tapi kami tidak bisa memberitahukan anda." Wanita yang menangis itu berkata, "Tapi pria dan wanita itu adalah Tunanganku dan sahabatku." Sahabat dari wanita itu menyerahkan selembar kertas pada petugas resepsionis, "Lihatlah bukti ini, pria yang tadi itu akan menikah dengan temanku ini besok di Hotel ini!!" Petugas resepsionis semakin kebingungan, "Maaf. Tapi kami tidak bisa memberitahukan anda. Ini adalah Rahasia tamu." Sahabat dari wanita yang menangis itu lagi-lagi marah, "APA? Rahasia tamu??"
Gi Jung dan Park Hoon serta para staff sedang berada di Lobby Hotel dan dia mendengar keributan dari meja resepsionis. Gi Jung menghampiri petugas resepsionis itu dan berkata, "Beri tahu mereka. Sekarang tidak perlu mempedulikan prinsip Hotel kita." Petugas Resepsionis pun akhirnya memberi tahukan ke3 wanita itu nomor kamar yang di pesan oleh si Tunangan dari wanita yang menangis itu.
Ke-3 wanita itu serta Gi Jung dan Park Hoon pun mendatangi kamar itu. Wanita yang menangis itu terlihat ragu-ragu saat mau menekan bel pintu kamar. Sahabatnya pun kesal dan berniat menggantikan wanita itu untuk menekan bel namun wanita yang menangis itu mencegahnya. Wanita yang menangis itu bertanya pada sahabatnya, "Jika aku membongkarnya sekarang, Itu artinya aku tidak akan menikah besok? Seluruh keperluan untuk pernikahan ini harus di batalkan? Aku bahkan tidak menyewa gaun pengantin, aku membelinya. Apa yang harus aku lakukan?"
Gi Jung yang melihat kejadian ini pun berkata dalam hati, "Hampir seluruh wanita menikah bukan karena ingin menikahi laki-laki, Tapi ingin merasakan pernikahan itu."
Wanita yang menangis itu menghampiri Gi Jung, "Apa yang harus aku lakukan? Aku sebaiknya tidak melakukannya kan? Kau pasti berfikir begitu juga kan?" Gi Jung menatap wanita itu dan kemudian berjalan ke arah pintu kamar hotel. Gi Jung kemudian menekan bel dan membuat wanita yang menangis itu terkejut, "YA!! Apa yang kau lakukan? Kau pikir, kau ini siapa hah hingga melakaukan ini?" Gi Jung dengan dingin menjawab, "Aku adalah pemilik hotel ini." Terdengar pintu kamar akan di buka dan wanita itu pun segera berlari pergi, para sahabat wanita itu pun dengan cepat menyusulnya.
Seorang pria keluar dari kamar itu dan menatap sinis pada Gi Jung. Pria itu bertanya, "Apa ada masalah?" Gi Jung memasang senyumannya, "Terima kasih telah menginap di hotel kami. Apakah ada yang membuat anda kurang puas?" Pria itu menatap sinis, "Banyak! Aku memanggil Layanan Kamar namun hingga sekarang belum datang juga! Kau ini sudah berapa lama membangun hotel ini hah?"
Tiba-tiba wanita yang menangis itu datang bersama kedua sahabatnya dan melemparkan kue pada wajah pria itu. Wanita itu berkata, "Ini Layanan Kamarnya!!!" Tentu saja Pria itu sangat kaget. Wanita itu dan kedua sahabatnya masuk kedalam kamar sambil menarik rambut dari pria itu.Park Hoon dan Manager Park terlihat terkejut juga melihat kejadian ini. Gi Jung berkata pada Manager Park "Selesaikan semua ini dalam 10 menit dan jangan lupa untuk mengantar wanita itu ke rumahnya." Gi Jung pun berjalan pergi. Sebelum ikut pergi bersama Gi Jung, Park Hon menatap Manager Park dan tersenyum sambil memberikan jempolnya.
Gi Jung kembali ke Lobby Hotel dan langkahnya terhenti saat melewati para petugas resepsionis. Gi Jung menatap para petugas itu satu per satu dan melihat ada salah satu petugas yang tidak mengancingkan salah satu kancing kemejanya. Dari arah belakang Gi Jung, Park Hoon mencoba memberi tahukan petugas itu namun sayangnya petugas itu tidak sadar akan kesalahannya. Gi Jung mendekati petugas itu dan membantu petugas itu mengancingkan kancing pakaiannya.
Gong Ah Jung. Pegawai Negeri yang terlibat dalam sebuah acara Kebudayaan Korea. Banyak tamu dari negara lain yang datang bahkan acara ini di liput juga oleh para wartawan.
Ah Jung menghampiri rekan-rekannya yang satu profesi dan tentu rekan-rekannya ini memuji acara Kebudayaan Korea yang bisa di bilang sukses ini. Ah Jung dengan percaya diri berkata, "Huh Siapa dulu pencetus ide ini?" Rekan-rekan Ah Jung tertawa sambil berkata, "Ya jangan terlalu sombong kau." Ah Jung tersenyum, "Aku sangat lapar. Aku Bahkan tidak smepat sarapan pagi, namun acara ini benar-benar membuatku puas." Ada lebah yang datang dan Ah Jung serta rekan-rekannya itu pun langsung berseru kaget. Salah satu rekan Ah Jung datang, "Kepala Atasan ingin bertemu dengan kita. Ayo cepat." Rekan-rekan Ah Jung pun pergi terlebih dahulu. Ah Jung melihat ada beberapa lebah dan dia bertanya, "Huh mengapa banyak sekali lebah?" Rekan kerja Ah Jung memanggil Ah Jung dan Ah Jung pun segera berlari menghampiri Kepalas Atasannya itu. Dan ternyata tidak jauh dari lokasi acara itu ada sebuah pohon yang terdapat sarang lebah.
Kepala Atasan Ah Jung itu bertanya, "Siapa pencetus ide acara ini?" Atasan Ah Jung berkata, "Aku bekerja keras untuk acara ini..." Rekan-rekan Ah Jung langsung menatap ke arah Atasan mereka itu karena dia telah berbohong. Namun dengan cepat Ah Jung mengacungkan tangannya di depan Kepala Atasan, "Aku lah yang mencetuskannya." Kepala Atasan bertanya, "Siapa kau?" Ah Jung tersenyum dan memperkenalkan diri, "Aku Gong Ah Jung." Kepala Atasan kembali bertanya, "Jadi kau lah yang bertanggung jawab atas semua ini?" Ah Jung tersenyum, "Ya." Kepala Atasan tertawa bangga, "Kau telah bekerja keras. Cara pikirmu ini sungguh hebat." Rekan-rekan Ah Jung tersenyum senang karena Ah Jung di puji seperti itu, sementara Atasan Ah Jung terdiam kesal.
Ada kayu yang terjatuh dan kayu itu mengenai sarang lebah yang ada di pohon sehingga lebah-lebah itu pun keluar dari sarangnya dan menyerang tempat berlangsungnya acara Kebudayaan Korea itu. Keadaan pun menjadi sangat kacau, bahkan Ah Jung yang sedang di wawancara pun ikut berlari berusaha menghindari serangan dari para lebah itu. Acara yang pada walnya sukses pun berubah menjadi gagal. Ah Jung berusaha naik ke podium dan menenangkan para tamu yang datang, "Semuanya!! Tenanglah! Ini baik-baik saja." Selesai mengatakan itu tiba-tiba saja seekor lebah datang menghampiri Ah Jung dan menyengat Dada Ah Jung. Ah Jung pun merasa kesakitan dan terjatuh.
Bandara Incheon...
Hyun Sang Hee akhirnya kembali ke Korea setelah sekian lama. Sang Hee masuk ke dalam taxi dan supir taxi pun bertanya, "Kemana anda mau pergi?" Sang Hee menjawab, "Ke arah Kota saja." Supir taxi mengangguk mengerti dan segera mengendarai taxinya ke arah Pusat Kota.
Di Kantor Ah Jung seluruh rekannya terluka karena terkena sengatan lebah. Bahkan Atasan Ah Jung pun terkena sengatan lebah. Sementara rekan-rekan Ah Jung sedang mengobati lukanya, Ah Jung justru menghadap Atasannya yang marah padanya. Atasan Ah Jung berkomentar, "Bagus! Luar Biasa! Lihat lah apa yang telah kau lakukan untuk menjatuhkanku!" Ah Jung menundukan kepalanya dan meminta maaf. Atasan Ah Jung tidak menerima permintaan maaf itu begitu saja, "Maaf? Kepala Atasan kini sedang di rumah sakit. Bagaimana cara kau bertanggung jawab hah?" Ah Jung menjawab, "Untuk sekarang aku harus bertemu dengan direktur yang menyewakan tempat itu." Atasan Ah Jung kembali marah, "YA GONG AH JUNG!! Kau ingin menghindari tanggung jawabmu hah? Kau yang harus bertanggung jawab!" Ah Jung berkata, "Seharusnya yang bertanggung jawab adalah Direktur yang menyewakan tempat itu. Dia yang tidak memberitahu padaku bahwa ada sarang lebah disana." Atasan Ah Jung menatap Ah Jung dengan penuh kekesalan.
Ah Jung menunduk ikut kesal, "Kau ini terlalu berlebihan!" Atasan Ah Jung kaget, "Apa? Aku berlebihan? Apa kau tau bahwa ada 30 orang yang masuk ruangan rawat darurat karena kejadian ini?? Dan sekarang kau bilang aku berlebihan? Mengapa kau bisa lulus dari tes Pelayanan Masyarakat? Jika kau berada di jalanmu sendiri, kau akan bahagia, aku akan bahagia dan semuanya akan bahagia! Kau hanya bisa membuat masalah!" Ah Jung terdiam dan bertanya, "Apa kau puas telah berkata begitu?"Atasan Ah Jung berkata, "Kau cepat tulis surat pengunduran diri!" Ah Jung berjalan dengan lunglai keluar dari ruangan dengan diikuti tatapan dari para rekan-rekannya.
Salah seorang rekan Ah Jung mengejar Ah Jung, "Petugas Ah Jung... Pakailah obat ini." Ah Jung yang sudah kesal itu menolak obat yang di berikan, "Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Rekan Ah Jung pun tidak berusaha untuk mengejar Ah Jung kembali.
Sang Hee datang ke salah satu bar dan bertemu dengan beberapa temannya. Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang dan langsung melingkarkan tangannya di lengan Sang Hee, "Sang Hee Oppa, kapan kau tiba??" Sang Hee hanya tersenyum menatap wanita itu, "Ah apa kau baik-baik saja?" Wanita itu terlihat genit pada Sang Hee, "Oppa, mengapa kau tidak pernah menelfonku hah?" Sang Hee lagi-lagi hanya tersenyum, "Kau terlihat cantik. Pasti mahal biaya operasimu itu." Wanita itu tertawa, "Benarkah? Ah Oppa, aku sudah bertunangan." Sang Hee menatap cincin yang melingkar di jari wanita itu, "Selamat. Tapi bukankah kau bilang akan menungguku hah?" Wanita itu kembali bertingkah manja, "Itu karena kau tidak menghubungiku. Oppa, cium aku." Sang Hee terkejut, apalagi wanita itu kini melingkarkan lengannya di leher Sang Hee.
Ah Jung yang sedang ada di Bar itu melihat kemesraan Sang Hee dan wanita itu pun langsung marah, "YA! Kau pikir ini adalah Hotel hah? Pergilah! Sungguh menganggu! Huh mengapa tempat ini bergitu ribut?? Ya!!!!" Ah Jung memasang headset ke telinganya dan berkata pada dirinya sendiri, "Ah ini jauh lebih baik." Sang Hee tiba-tiba saja tersenyum melihat sikap Ah Jung itu, sementara wanita genit itu berkata pada Ah Jung, "Oppa, dia itu adalah wanita gila! Ayo kita pergi ke tempat lain Oppa." Sang Hee melepaskan rangkulan tangan wanita itu, "Ah tempat ini sekarang jadi lebih menarik. Sepertinya aku pulang di saat yang tepat."
Gi Jung ternyata selama ini memiliki hobi membuat mainan miniatur. Saat dia sedang berkonsentrasi membuat mainan, HPnya bebrunyi dan ia pun mengangkatnya, "Park Hoon sudah kukatakan kau istirahat saja..... APA? Apa kau yakin? Dimana dia sekarang? Tidak perlu menjemputku, aku akan pergi sendiri." Gi Jung mengambil mantelnya dan pergi dengan terburu-buru keluar dari rumahnya.
Ah Jung sedang berusaha menulis surat pengunduran diri di atas sebuah tisu, sementara Sang Hee duduk di sampingnya dan terus memperhatikannya. Sang Hee bertanya, "Apa yang sedang kau lakukan?" Ah Jung yang sudah mabuk pun menjawab, "Apa kau tidak lihat? Aku sedang membuat surat pengunduran diri!" Sang Hee bingung, "Menulisnya disini?" Ah Jung balas bertanya, "Kenapa? Tidak boleh?" Sang Hee hanya tersenyum. Ah Jung melanjutkan kembali membuat surat pengunduran diri namun dia sedikit terganggu dengan tatapan Sang Hee, "YA! Apa kau akan terus berada disitu?" Sang Hee bertanya, "Apa aku harus pergi?"
Ah Jung melihat dandanan Sang Hee, "Apakah kau pernah menulis surat pengunduran diri? Melihat dandananmu, bahkan kau sepertinya belum pernah bekerja sama sekali. Ini sungguh pekerjaan yang sulit." Sang Hee bertanya, "Tapi mengapa kau menuliskan surat pengunduran diri itu di atas tisu?" Ah Jung menjawab, "Lalu aku harus menulis dimana? Tidak ada yang lain selain tisu ini."
Baru beberapa lama Ah Jung mengenal Sang Hee, dia sudah bisa menceritakan kejadian siang tadi. Ah Jung menceritakan semuanya, "Tiba-tiba saja lebah itu menyerang? Apa aku bisa menghentikan lebah-lebah itu? Apakah ini ini tuhan hah?" Sang Hee hanya tersenyum mendengar cerita Ah Jung, "Tapi bukankah mereka ingin kau menuliskan kata permintaan maaf juga?" Ah Jung berkomentar, "Aku tidak merasa bersalah. Menulis surat permintaan maaf itu adalah hal yang berlebihan!" Ah Jung benar-benar sudah mabuk, kepalanya terjatuh ke meja dan dengan cepat Sang Hee mengambil surat pengunduran diri yanga da di atas meja itu agar tidak tertimpa Ah Jung. Ah Jung justru tertawa melihat sikap Sang Hee, "Wow kau bergerak cepat juga rupanya."
Sang Hee membaca tulisan Ah Jung itu, "Aku keluar. Kalian jangan hidup seperti itu!! Gong Ah Jung. " Ah Jung bertanya pada Sang Hee, "Bagaimana? hebat bukan?" Sang Hee balas bertanya, "Namamu Ah Jung?" Ah Jung menjawab, "Bukan. Bagaimana surat yang aku buat?" Sang Hee berkomentar, "Jadi kau akan menyerahkannya begitu saja tisu ini?" Ah Jung menjawab, "Aku akan membersihkan hidungku dengan tisu itu dan kemudian melemparkannya begitu saja!" Sang Hee tersenyum, "Itu adalah cara yang menjijikan untuk mengakhiri semua ini." Ah Jung tertawa senang mendengarnya.
Gi Jung sampai di Bar dan masuk kedalam Bar itu untuk mencari keberadaan adiknya, Sang Hee. Sang Hee yang melihat kedatangan Gi Jung pun berkomentar, "Huh dia cepat sekali datangnya padahal aku baru kembali." Sang Hee pun kemudian berjalan keluar begitu saja meninggalkan Bar itu. Sang Hee yang melihat kepergian Sang Hee pun ikut mengejarnya.
Ah Jung menguap dan berkomentar, "Baiklah aku akan memberikan surat itu pada hari senin." Ah Jung mencari surat pengunduran dirinya di atas meja namun dia sama sekali tidak melihatnya. Ah Jung pun ingat bahwa tadi Sang Hee lah yang terakhir memegang surat pengunduran dirinya.
Sang Hee berjalan keluar Bar dan dia bertemu dengan wanita yang mengajaknya untuk naik ke atas mobil dan pergi. Sang Hee menerima ajakan wanita itu karena dia mau menghindari Gi Jung. Gi Jung keluar dari Bar dan terkejut saat melihat Sang Hee sudah pergi. Dari arah Bar, Ah Jung ikut keluar dan berteriak, "YA KAU!!! Kau mencuri surat pengunduran diriku! Jika aku menangkapmu maka kau akan mati!!!"
Gi Jung melihat Ah Jung dan bertanya, "Apa kau kenal Hyun Sang Hee?" Gi Jung tiba-tiba merasa sesak dan dia terjatuh di depan banyak orang sambil memeluk kaki Gi Jung. Gi Jung kaget dan langsung melepaskan tangan Ah Jung dari kakinya. Banyak orang di depan bar yang melihat kejadian itu dan mulai saling berbisik, "Ya bagaimana ini??!! Bukankah laki-laki itu pernah ada di TV? Dia sangat terkenal? Bagaimana dengan wanita itu??"
Gi Jung merasa tidak enak dan akhirnya dia pun menghampiri Ah Jung yang tertidur di jalanan. Gi Jung mencoba membangunkan Ah Jung namun Ah Jung tidak bangun juga. Gi Jung mulai panik, apalagi saat melihat kedua mata Ah Jung yang mambuka namun tidak ada reaksi dari Ah Jung.
Gi Jung pun menelfon Ambulans dan membawa Ah Jung ke rumah sakit. Gi Jung bertemu dengan dokter dan berkata, "Dia pingsan di depan sebuah Bar di Kangnam dan sepertinya dia pingsan karena Alkohon. Itu sekitar 10 menit yang lalu." Dokter bertanya, "Apakah dia meminum sebuah obat? Atau narkoba?" Gi Jung bingung dan menjawab, "Aku baru bertemu dengannya." Dokter lalu meminta agar Ah Jung segera di bawa ke ruangan periksa. Saat Gi Jung mau pergi, seorang Suster menahannya, "Tolong kau tanda tangani surat sebagai keluarganya. " Gi Jung berkata pada Suster, "Aku bukan keluarganya..." Suster itu tidak mendengar dan segera masuk ke dalam ruang periksa.
Pagi harinya...
Gi Jung terpaksa menunggui Ah Jung sepanjang malam karena pihak rumah sakit menyangka bahwa Gi Jung adalah keluarga Ah Jung. Gi Jung melihat pakaian Ah Jung yang salah kancing dan sedikit terbuka di bagian dada, dia berniat membenarkannya namun dia tidak berani karena ini di depan umum. Gi Jung melihat selimut dan dia berfikir bahwa pakian Ah Jung itu bisa di tutupi oleh Selimut sehingga ia menarik selimut agar sampai sebatas dada Ah Jung namun Selimut itu terhalang oleh Kaki Ah Jung sehingga sulit di tarik. Gi Jung memaksa menarik selimut itu sehingga Ah Jung pun terbangun.
Ah Jung kaget saat melihat ada sosok pria di hadapannya dan dia berkata dalam hati, "Sungguh tampan... Siapa dia ini?" Ah Jung terus tersenyum ke arah Gi Jung dan Gi Jung pun segera memanggilkan suster untuk memeriksa Ah Jung. Selagi Dokter menghampiri Ah Jung, Gi Jung memilih pergi sebentar.
Dokter pun menghampiri Ah Jung untuk memeriksa keadaannya. Dokter bertanya, "Tolong sebutkan namamu!" Ah Jung menjawab, "Gong Ah Jung." Dokter kembali bertanya, "Tolong sebutkan nomor identitasmu." Ah Jung menjawab, "841 017 206 811. Hmm tapi mengapa aku bisa disini?" Dokter menjawab, "Keracunan Alkohol tingkat akut. Apakau kau pernah meminumnya sebelumnya?" Ah Jung kaget, "Tidak." Dokter kembali bertanya, "Apakah kau mengkonsumsi narkoba?" Ah Jung lagi-lagi menjawab, "Aku tidak mengkonsumsinya! Aku bersumpah, aku tidak mengkonsumsi yang seperti itu." Dokter melihat luka sengatan lebah di dada Ah Jung dan dia berkata, "Ini aneh namun sengatan lebah dan alkohon itu bisa menimbulkan sebuah reaksi. Ini bisa sangat berbahaya bahkan kau bisa mati." Ah Jung kaget, "M-Mati?" Dokter tersenyum, "Kau baik-baik saja sekarang jadi beristirahatlah."
Dokter pergi meninggalkan Ah Jung yang masih panik, "Apa Dokter itu gila? Bagaimana mungkin aku bisa tenang?? Dia mengatakan padaku bahwa aku hampir mati..." Pasien wanita yang tidur di samping kasur Ah Jung menawari Ah Jung jeruk, "Kau mau makan ini?" Ah Jung menerimanya dan berkata, "Terima kasih. Tapi aku tidak tahu apakah aku boleh memakan ini atau tidak." Wanita itu tersenyum, "Kalau begitu berikanlah pada suamimu. Laki-laki yang pergi tadi bukankah suamimu?" Ah Jung menjawab, "Apa? Bukan. Dia orang asing. " Wanita itu berkomentar, "Aku pikir dia adalah suamimu karena dia ada di sisimu sepanjang malam. Apakah kau benar-benar tidak mengenalnya?"
Seorang laki-laki datang dan sepertinya laki-laki itu adalah suami dari pasien wanita yang tidur di samping Ah Jung itu. Laki-laki itu menyapa Ah Jung, "Oh kau sudah bangun? Dimana suamimu?" Ah Jung menjawab, "Sudah kukatakan dia bukan suamiku!" Wanita itu tersenyum dan berkata pada suaminya, "Dia bilang itu bukan suaminya, namun kekasihnya." Gi Jung datang dan dengan segera Ah Jung pura-pura tidur kembali. Laki-laki itu menyapa Gi Jung, "Ah untung saja kekasihmu ini sudah bangun." Gi Jung menjawab, "Dia bukan kekasihku." Pasangan suami istri itu terlihat kebingungan, "Ah kalian terlihat seperti sepasang kekasih."
Ah Jung pura-pura baru terbangun di depan Gi Jung dan dia bertanya, "Hmm kau ini siapa?" Gi Jung menjawab, "Kemarin kita bertemu di bar. Ah tolong kau perbaiki pakaianmu." Ah Jung menatap kancing pakaiannya dan dia pun dengan cepat memperbaikinya. Gi Jung hanya menatap Ah Jung dengan tatapan kesal dan ia berkomentar, "Tidak mungkin ia bersama laki-laki itu(Sang Hee)." Seorang suster datang dan menghampiri Gi Jung, "Keluarganya pasien bisa ikut saya sebentar?" Gi Jung kesal, "Sudah kubilang bahwa aku bukan keluarganya!!" Namun Gi Jung tetap mengikuti Suster itu.
Ah Jung sudah di perbolehkan pulang dan dia berusaha mencari sosok Gi Jung. Ah Jung bertemu dengan suster yang tadi memanggil Gi Jung dan bertanya, "Permisi, apakah kau melihat pria tinggi..." Suster itu menjawab, "Ah keluargamu? Dia sedang memberesi urusan administrasi." Ah Jung pun pergi ke bagain administrasi namun tidak menemukan sosok Gi Jung.
Saat Gi Jung akan naik taxi di luar rumah sakit, Terdengar teriakan Ah Jung yang memanggil Gi Jung. Gi Jung berusaha tidak mempedulikannya dan masuk kedalam taxi. Ah Jung tentu langsung mengetuk-ngetuk kaca taxi meminta agar Gi Jung berbicara dengannya sebentar. Gi Jung meminta supir taxi untuk menjalankan mobil namun supir taxi itu justru berkata, "Kau tidak boleh bergitu. Wanita itu sudah mengejarmu hingga kemari. Temuilah dia dan berdamailah dengan dia." Supir Taxi itu menyangka jika Gi Jung dan Ah Jung itu adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkah. Mau tak mau Gi Jung pun turun dari Taxi dan berbicara dengan Ah Jung.
Ah Jung berkata, "Ya! Bagaimana bisa kau pergi begitu saja??" Gi Jung menjawab, "Aku sudah membayar biaya rumah sakit. Karena kita tidak saling kenal jadi kau tidak perlu merasa membebaniku." Ah Jung tersenyum, "Bukan begitu. Aku tidak memiliki tasku atau pun uang. Dan jika kau pergi tanpa mengatakan apapun..." Gi Jung menatap Ah Jung dengan kesal, "Apa kau tidak memiliki keluarga?" Ah Jung menjawab, "Walaupun ada, aku tidak mau menghubungi mereka. Bagaimana mungkin aku bilang bahwa aku keracunan alkohol." Gi Jung bertanya, "Lalu apa yang kau inginkan dariku? Apakah aku harus memberikan sedekah padamu?" Ah Jung kesal, "Tidak. Apakah aku terlihat seperti memohon padamu?? Aku hanya meminta agar kita pergi ke Bar di Kangnam itu bersama. Aku akan mencari barangku dan mengembalikan uang biaya rumah sakit." Dengan sombong Gi Jung menjawab, "Tidak perlu."
Gi Jung berjalan pergi dan dengan cepat Ah Jung mengikutinya, "Mengapa kau tidak setuju? Aku akan mengembalikan uangnmu." Gi Jung menjawab, "Sudah kukatakan aku tidak butuh." Ah Jung terus membuju, "Tapi aku merasa tidak nyaman. Hmm walau kita tidak pergi kesana bersama, setidaknya berikan nomor yang bisa aku hubungi. Aku akan mengembalikan uangnmu." Gi Jung berkomentar, "Tidak! Aku pikir kau terlihat sedikit menyedihkan." Gi Jung segera masuk kedalam taxi dan pergi. Ah Jung mencerna baik-baik ucapan Gi Jung, "Aku menyedihkan??? Mengapa dia berfikir seperti itu huh?? Ah aku tidak membawa uang, bagaimana ini??"
Gi Jung pergi ke Hotel dan tentu membuat para staff hotel sangat kaget melihat dandanan Gi Jung yang sangat santai. Bahkan beberapa staff membicarakan penampilan Gi Jung itu, "Ada apa dengan pakaiannya? Ini pertama kalinya dia tidak mengenakan jasnya."
Gi Jung menemui Park Yoon dan berkata, "Siapkan jasku." Gi Jung lalu masuk kedalam ruangannya. Park Yoon sama terkejutnya dengan para staff yang lainnya saat melihat penampilan Gi Jung.
Pintu ruangan Gi Jung terbuka dan ia berkata, "Aku tidak tidur semalam." Lalu ada suara seorang wanita yang menyapa, "Apa yang membuatmu tidak tidur semalam?" Gi Jung sangat kaget karena wanita yang datang itu adalah Bibinya. Dan terlihat Park Yoon yang menggantungkan jas Gi Jung di sudut ruangan. Gi Jung pun menyapa Bibinya, "Selamat pagi. Hmm bagaimana bisa kau datang kemari?" Bibi Gi Jung menanyakan pertanyaan lain, "Kau tidak lupa bahwa hari ini kau ada kencan kan? Kencan buta dengan Putri dari Direktur Lee." Gi Jung menjawab, "Itu aku akan pergi. Aku sudah mengatakannya akan pergi."
Gi Jung lalu berkata, "Sang Hee kembali." Bibi balas bertanya, "Huh sampai kapan dia akan terus bermain bersembunyi seperti ini? Dan lagi namanya, Castellon, Spanyol. Benar bukan?" Gi Jung berkata, "Dia kembali ke Seoul. Aku mendapatkan kabar bahwa dia sampai di Incheon kemarin." Bibi berkata, "Jangan cari dia sebelum dia menyadari kesalahannya dan kembali ke rumah. Dia itu bukan adikmu! Adikku bahkan meninggalkanku tanpa kecemasan apapun. " (Maksudnya gini. Ayah Gi Jung dan Sang Hee meninggal bahkan tidak membawa kecemasan apapun untuk Bibi yang merupakan Kakaknya. Jadi Sang Hee yang membawa kecemasan untuk Gi Jung itu bukanlah sikap seorang adik.)
Bibi lalu membahas masalah kencan buta yang akan didatangi oleh Gi Jung, "Putri Direktur Lee ini sangat cantik. Jika kau cocok maka nikahi dia." Gi Jung berkomentar, "Yeah, pengusahapun membutuhkan istri." Bibi menatap Gi Jung tajam, "Kau sebaiknya memahami ucapanmu. Jika kau tidak menikah tahun ini maka aku akan memecatmu!" Gi Jung tersenyum, "Kau mengatakan hal yang sama pada tahun lalu." Bibi menjawab, "Aku serius untuk kali ini! Ah ya mengapa kau tidak pulang semalam? Apa kau sudah menemukan kekasih? Siapa?" Gi Jung diam saja tidak menjawab.
Ah Jung datang ke Bar untuk mengambil tasnya dan membayar biaya tagihan minumannya semalam. Ah Jung keluar dari bar dan menggerutu kesal, "Huh aku menghabiskan uang banyak untuk minum?? Apakah dengan laki-laki itu juga?? Ah Tuan Kong..." Ah Jung mengeluarkan HPnya dan terkejut saat melihat HPnya dalam keadaan mati, "HPku mati, bagaimana ini??"
Ah Jung pun pulang ke rumah dan bertemu dengan Tuan Kong(Ayahnya). Ah Jung berkata, "Apa aku membuatmu khawatir? Aku ingin menelfon namun HPku mati." Ayah Ah Jung terlihat sedang menggunting kuku dan berkomentar, "Kau masuklah kedalam." Ah Jung kebingungan, "Apa-apaan ini? Kau harusnya marah karena putrimu ini tidak pulang semalam. Apa kau tidak khawatir?" Ayah Ah Jung berkomentar, "Apa yang harus di khawatirkan? Kau sudah hampir 30 tahun. Aku akan lebih khawatir jika kau pulang ke rumah tepat waktu setiap harinya." Ah Jung kesal, "Apa-apaan ini? Normalnya seorang Ayah akan melaporkan pada polisi jika anaknya tidak pulang." Ayah Ah Jung berkomentar, "Kau juga tidak normal! Ah ya aku melihatmu di berita." Ah Jung terkejut, "Benarkah? Apakah itu terekam?"
Ah Jung dan Ayahnya pun masuk kedalam rumah dan memutar berita yang menayangkan kejadian pada hari kemarin. Bahkan ada juga rekaman yang menampilkan Ah Jung. Ah Jung benar-benar malu melihatnya, "Apakah hanya ini? Tidak ada bagian saat aku di wawancara?" Ayah Ah Jung bertanya, "Kau di wawancara juga?" Ah Jung benar-benar malu, "Ah kepalaku pusing..." Ayah Ah Jung melihat luka sengatan lebah dan berkomentar, "Itu membengkak, Pasti sangat menyakitkan ya?" Ah Jung menggerutu sendiri dan pergi begitu saja. Ayah Ah Jung pun bertanya, "Kau mau pergi kemana? Kau baru pulang ke rumah dan sekarang kau sudah mau pergi?"
Ah Jung berjalan menuju salon dan ada seorang anak laki-laki yang berkata, "Bukankah dia Ajumma di TV itu??" Ah Jung kesal, "Apa? Ajumma? Panggil aku Noona!!" Ada seorang penjaga toko yang saat melihat Ah Jung berkomentar, "Berita itu tidak hanya di TV, tapi ada di Internet juga." Ah Jung benar-benar malu dan langsung berlari sambil menutupi wajahnya.
Ah Jung pergi ke salon dan meminta agar rambutnya itu di ubah sehingga tidak ada satupun orang yang akan mengenalinya. Petugas salon tersenyum setuju. Ah Jung pun duduk di kursi dan rambutnya sedang dalam proses pengkritingan. Sambil menunggu rambutnya selesai, Ah Jung pun membaca majalah yang ada di hadapannya. Di salon itu terlihat ada seorang wanita tua yang sedang menelfon suaminya dengan sangat mesra dan itu membuat Ah Jung tidak senang. Ah Jung berkomentar dalam hati. "Huh Ahjumma ini benar-benar...."
Ah Jung membolak-balikan halaman majalah dan dia kaget saat melihat ada foto Gi Jung di majalah itu, "YA! Bukankah ini laki-laki yang tidak beruntung itu?? Hyun Gi Jung." Ah Jung tidak mau membaca tentang Gi Jung di majalah itu namun dia tetap saja membaca profile Gi Jung yang seorang Pengusaha Muda sukses. Ah Jung menatap foto Gi Jung di majalah itu, "Hmm wajah aslinya lebih tampan dari di foto."
Gi Jung pergi ke acara kencan butanya dan bertemu dengan Putri Direktur Lee. Putri Direktur Lee itu berkata, "Aku sudah membaca profilemu di majalah. Kau terpilih untuk mewakili Korea dalam acara Young Fine Young kan?" Gi Jung tersenyum ramah dan mereka tampak berbasa-basi membicarakan pekerjaan Gi Jung. Putri Direktur Lee lalu bertanya, "Wanita seperti apa yang ingin kau nikahi?" Gi Jung menjawab, "Seorang wanita yang mengerti untuk menjadi Istri seorang Hyun Gi Jung. Di bahuku ini banyak sekali tanggung jawab yang di pikul dan aku rasa kedepannya tanggung jawab itu akan semakin berat. Jadi sepertinya hidupku ini juga akan didedikasikan untuk pekerjaanku. Aku juga berharap wanita itu akan tetap selalu ada disisiku dan memberi dukungan padaku."
Putri Direktur Lee itu tersenyum dan kembali bertanya, "Aku dengar kau putus dengan Tunanganmu, boleh kah aku tau apa alasannya?" Seketika raut wajah Gi Jung berubah menjadi tegang.
Ah Jung masih melihat majalah yang menampilkan profile Gi Jung. Dia berkomentar, "Hyun Gi Jung. Dia bahkan lebih sexy dari Hyun Bin. Ah tidak...." Tiba-tiba ada suara seorang wanita memanggil nama Ah Jung, "Gong Ah Jung, kau Ah Jung kan??" Ah Jung menatap wanita itu dan terkejut. Ah Jung berkata dalam hatinya, "Yoo.... So.... Ran." So Ran berkata, "Ah sudah tiga tahun tidak bertemu denganmu. Jadi ini adalah pertemuan pertama kita setelah kejadian itu kan?" Ah Jung terlihat enggan mengingat masa lalunya, "Hmm ya. Pertemuan pertama sejak kejadian itu." So Ran duduk di samping Ah Jung dan terlihat mencoba ramah pada Ah Jung, "Sebelumnya hubungan kita ini baik-baik saja kan." Ah Jung sebal dengan sikap So Ran dan dia berkata dalam hati, "Huh orang ini tetap banyak omong kosong. Benar-benar menyebalkan."
So Ran bertanya, "Ah apa kabarmu? Sudah lama tidak mendengar perkembangan tentang dirimu." Llau terdengar ada suara seorang laki-laki yang sedang menelfon, So Ran dengan cepat berkata pada laki-laki itu, "Suamiku, aku disini." Ah Jung kaget mendengarnya dan dia berusaha menghindar, "Suami? Ah kau tidak perlu memanggilnya. Jangan panggil dia." So Ran justru semakin membesarkan suaranya untuk memanggil laki-laki yang merupakan suaminya itu, "Sayang kemari." Ah Jung berusaha keras menutupi wajahnya karena laki-laki yang menjadi suami So Ran itu adalah Senior yang merupakan cinta pertamanya Ah Jung.
So Ran menahan lengan Ah Jung agar Ah Jung tidak kabur. So Ran lalu tersenyum pada suaminya, Jae Bum, "Sayang, tebak siapa yang aku temui? Ah Jung." Jae Bum terlihat bingung, "Hm Ah Jung?" Ah Jung berkata dalam hat, "Semua orang bermimpi untuk bertemu dengan cinta pertamanya, tapi mengapa harus dalam keadaan seperti ini??" Jae Bum berkomentar saat melihat Ah Jung, "Ah Jung sudah lama tidak bertemu denganmu. Aku bahkan tidak bisa mengenali penampilanmu ini." Ah Jung terlihat berusaha menghindar dan So Ran menegurnya, "Ah Jung!! Mengapa kau terlihat malu-malu??" Ah Jung berkata dalam hatinya dengan penuh kekesalan, "Huh harusnya aku mati saja saat di sengat lebah itu."
Jae Bum lalu bertanya, "Ah Jung, apakah kau sudah menikah?" So Ran tiba-tiba menjawab pertanyaan suaminya itu, "Menikah? Bagaimana mungkin Ah Jung menikah?" Ah Jung sangat kesal melihat sikap So Ra yang merendahkannya di depan cinta pertamanya itu. HP Ah Jung berbunyi dan itu merupakan telfon dari seorang sales yang mau menawarkan produk, namun Ah Jung berpura-pura di hadapan So Ran dan Jae Bum bahwa yang menelfonnya itu adalah suaminya, "Oh hallo sayang.... Aku juga ingin bertemu denganmu. Ah baiklah... Kita bertemu nanti ya. Ah apa kau ingin di masakan sesuatu? Belut? Ah baiklah aku mengerti. Bye." So Ran tercengang melihat Ah Jung yang baru selesai di telfon suaminya. Ah Jung tersenyum penuh kemenangan memandang So Ran, "Apa kau tidak tau bahwa aku sudah menikah?" So Ran berkomentar, "Kau berbohong!!"
Jae Bum terlihat kaget juga namun dia berusaha mengendalikan dirinya dan mengucapkan selamat pada Ah Jung atas pernikahan Ah Jung. So Ran masih tetap tidak percaya, "Kau menikah?? Lalu mengapa aku tidak tau??" Ah Jung tersenyum, "Yoo So Ran, apa kau masih ingin datang ke pernikahanku? Jika kau tau kau ingin datang ke pernikahanku maka pasti aku akan mengirimkan undangan padamu." So Ran merasa kesal dan dia pun segera meninggalkan salon dan menggandeng Jae Bum pergi. Ah Jung melihat kepergian mereka dengan penuh kekesalan.
Malam harinya Ah Jung tidak bisa tertidur karena teris teringat kata-kata So Ran yang merendahkannya di depan Jae Bum. Ah Jung berteriak kesal, "Apa kau tidak tau hah?? Jika aku ingin menikah maka aku akan segera menikah!!!" Ah Jung menenangkan dirinya dan kembali berusaha tertidur.
FLASHBACK...
Ah Jung dan So Ran sedang duduk di taman bermain sambil menikmati es krim. Keadaan Ah Jung benar-benar berantakan, sementara So Ran sudah berpenampilan feminim. So Ran bertanya, "Sudah berapa lama kau tidak mencuci rambutmu itu? Sudah seminggu hah?" Ah Jung hanya diam dan tetap duduk tidak acuh. So Ran berkomentar kembali, "laki-laki mungkin bisa tidak mandi sebulan, namun bagaimana mungkin seorang perempuan melakukan itu hah? Ah bagaimana dengan ujian Pegawai Negerimu itu?" Ah Jung menjawaba antusias, "Aku lulus di ujian pertama." So Ran kesal, "Bodoh!! Kesulitan itu adanya di ujian tahap dua! Apakah kau pikir kau akan lulus hah?? Jika kau lulus maka itu sebuah keajaiban!! Ujian pertama itu kau hanya beruntung! Bagaimanapun juga ujian kedua itu kau tidak akan beruntung!" Ah Jung bertanya, "Apa kau berharap agar aku tidak lulus?" So Ran menjawab, "Kau pikir aku ini satu-satunya yang tidak ingin temannya sukses huh?" Ah Jung hanya tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kau harus memberikan semangat untukku!!"
So Ran berkata, "Ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang mengikuti ujian pegawai negeri demi seorang laki-laki." Ah Jung menjawab, "Lalu apa yang harus kulakukan? Aku melakukan ini agar menjadi wanita yang cocok dan pantas bagi senior." So Ran penasaran dengan sosok senior yang selama ini disukai oleh Ah Jung, "Kalau begitu beri tahu aku siapa orang itu." Ah Jung hanya tersenyum malu-malu membayangkan sosok Jae Bum yang merupakan seniornya.
Tiba-tiba Ah Jung berdiri dari duduknya dan menyapa seorang laki-laki yang lewat, laki-laki itu adalah Jae Bum. Jae Bum bertanya, "Ah Jung, apakah kau sudah makan??" Ah Jung hanya tersenyum malu, "Ah ya aku ini sedang bertemu dengan temannku." Jae Bum melihat sosok So Ran yang sedang duduk dan membungkukan kepala memberi salam. Lalu kemudaian Jae Bum pergi.
Setelah sosok Jae Bum pergi, Ah Jung melompat kegirangan di depan So Ran, "Tampan bukan?? Bagaimana??" So Ran berkomentar, "Kau bilang dia itu cinta pertamamu, aku pikir cinta pertamamu akan sangat luar biasa. Ah Jung apakah hanya seperti itu standar tipe pria yang kau suka?" Ah Jung tidak mempedulikan ejekan So Ran, "Pokoknya saat aku lulus ujian pegawai negeri pada tahap 2 maka aku akan menyatakan perasaanku padanya." Ah Jung melompat bahagia dan memeluk So Ran, "Kau adalah teman yang terbaik." So Ran langsung berusaha melepaskan pelukan Ah Jung, "Lepaskan aku!!! KAU BAU!!"
Ah Jung sedang pergi ke perpustakaan untuk belajar demi lulus tes pegawai negeri. Saat sedang belajar, tiba-tiba saja keluar darah dari hidung Ah Jung. Ah Jung kaget melihatnya. Jae Bum yang pada saat itu ada di perpustakaan pun menghampiri Ah Jung dan memberikan tisu. Ah Jung terpesona akan kebaikan Jae Bum dan terus menatap Jae Bum. Sementara itu Jae Bum memandang Ah Jung dengan tatapan aneh.
Hari pengumuman kelulusan ujian ke 2 pegawai negeri pun di umumkan. Ah Jung mencari namanya di papan pengumuman dan dia bernafas lega karena ada namanya di papan itu dan artinya dia berhasil lulus. Ah Jung langsung melompat bahagia dan berjalan dengan ceria. Namun keceriaannya itu hilang saat dia melewati sebuah cafe. Wajahnya yang bahagia berubah menjadi murung saat melihat So Ran sedang duduk di dalam kafe itu bersama Jae Bum!!
So Ran dan Jae Bum menghampiri Ah Jung dan memberikan selamat atas kelulusan Ah Jung pada tes pegawai negeri. So Ran yang sebelumnya mengejek Ah Jung tiba-tiba saja mengucapkan selamat, "Ah Jung selamat kau lulus. Aku tau kau pasti lulus." Ah Jung masih terdiam bengong melihat tangan So Ran yang merangkul lengan Jae Bum. Ah Jung bertanya, "Ada apa ini?" So Ran mendekatkan dirinya pada Jae Bum dan berkata, "Ah Jung, kau akan ikut berbahagia untuk kami kan?" Ah Jung langsung pingsan mendengar kata-kata itu.
FLASHBACK END...
Ah Jung terbangun dan memukuli bonekanya, "Huh kau menusuk temanmu sendiri!!! Hah kau temanku?? Kau masih temanku?? Bukankah dia sudah tau bahwa aku menyukai senior??? Bagaimana ini bisa terjadi?? Yoo So Ra!!! Mengapa kau pura-pura tidak tau hal itu hah??? Yoo So Ran gadis sialan!!!" Ah Jung menangis kencang dan melempari bonekanya itu. Bahkan tangisannya itu terdengar hingga kamar Ayahnya.
Keesokan paginya Ah Jung sudah berdandan rapih. Ayahnya bertanya, "Kau mau pergi kemana?" Ah Jung mengikat tali sepatunya dan menjawab, "Aku mau mengembalikan uang." Ayah Ah Jung bertanya, "Kau meminjam uang pada renternir??" Ah Jung menjawab, "Tidak. Aku pergi ya...."
Ah Jung pun mendatangi World Hotel untuk mengembalikan biaya rumah sakit pada Gi Jung. Ah Jung mendatangi respsionis dan bertanya, "Atasanmu ini adalah Hyun Gi Jung kan?" Resepsionis menjawab, "Ya. Apakah ada keperluan?" Ah Jung mengeluarkan amplop dari dalam tasnya, "Ah kalau begitu tolong kembalikan ini padanya." Resepsionis itu bertanya, "Siapa nama anda?" Ah Jung menjawab, "Dia tidak tau siapa aku. Tolong kembalikan ini padanya. Ini hanya uang." Resepsionis menolaknya, "Maaf namun kamu tidak boleh menerima uang tunai tanpa alasan apapun." Ah Jung membuka aplop itu dan berkata, "Ini tidak banyak. Hanya $73." Namun tetap saja resepsionis itu menolak, "Maaf kami tidak bisa. Jika anda mau maka anda harus mengembalikannya pada orangnya langsung. Mungkin Saat ini ia sedang berada di Lounge." Ada seorang resepsionis pria yang menghampiri rekannya dan bertanya, "Ada apa ini?" Rekannya itu menyikut si resepsionis pria dan berkomentar, "Lupakan."
Ah Jung pun meninggalkan resepsionis dengan wajah kesal, "Mengucapkan terima kasih, mengemabalikan uang, huh bukankah itu hal yang sederhana? Bagaimana ini?"
Ah Jung pergi ke Lounge dan dia melihat Gi Jung yang sedang duduk dan menunggu seseorang. Tiba-tiba Gi Jung berdiri dan tersenyum ke arah Ah Jung sambil mengangkat tangannya. Ah Jung terkejut dan bertanya-tanya dalam hati, "Apakah dia menungguku?" Ah Jung pun balas tersenyum dan mengangkat tangannya. Tapi ternyata senyuman Gi Jung itu bukan untuk Ah Jung, melainkan untuk Putri Direktur Lee yang memiliki janji bertemu dengan Gi Jung di Lounge Hotel.Otomatis Ah Jung merasa sangat malu.
Ah Jung pun memilih duduk di kursi yang tidak jauh daru kursi Gi Jung agar dia bisa cepat mengembalikan uang itu. Gi Jung sedang berbincang-bincang dengan Putri Direktur Lee membahas masalah hobby dan Ah Jung menguping lalu berkomentar pelan, "Huh fantastik sekali pembicaraan mereka ini..." Salah seorang pelayan Lounge itu datang menghampiri Ah Jung, "Apakah anda sudah siap untuk memesan?" Ah Jung menjawab, "Hmm nanti saja." Pelayan itu tidak juga pergi dan akhirnya Ah Jung pun terpaksa memesan segelas jus tomat.
Jus Tomat Ah Jung sudah hampir setengah gelas karena dia sudah cukup lama menunggu Gi Jung namun tampaknya Gi Jung belum selesai berbincang-bincang dengan Putri Direktur Lee itu. Ah Jung merasa ingin buang air kecil, namun dia menahannya karena dia takut jika dia pergi ke kamar mandi maka nanti Gi Jung pergi. Ah Jung berniat untuk memberikan langsung amplop uang itu pada Gi Jung namun dia membatalkannya karena dia melihat ada seorang perempuan yang sedang berbicara dengan Gi Jung.Ah Jung berusaha menguping pembicaraan apa yang sedang Gi Jung dan wanita itu bicarakan dan justru hal itu membuat kursinya terjatuh dan dia pun ikut terjatuh ke lantai dengan jus tomat yang menumpahi pakaiannya. Semua orang pun terkejut melihatnya.
Pada awalnya Gi Jung tidak mempedulikan wanita yang terjatuh itu namun saat melihat wajah Ah Jung, Gi Jung teringat bahwa Ah Jung adalah perempuan yang ia temui di Bar. Ah Jung sangat malu terjatuh seperti itu sehingga dia pun pura-pura pingsan. Gi Jung memohon permisi pada Putri Direktur Lee dan tiba-tiba berjalan mendekati Ah Jung. Gi Jung menunduk ke arah Ah Jung dan dia menggendong Ah Jung. Ah Jung sangat kaget dan bertanya-tanya dalam hati, "Apa yang dia lakukan???"
Gi Jung menggendong Ah Jung keluar dari Lounge dan orang-orang pun langsung menatap ke arah mereka berdua. Saat Gi Jung menggendong Ah Jung keluar dari Lounge itu, ada seorang wanita bernama Ji Eun yang merupakan teman SMA Ah Jung dan dia terkejut melihat Ah Jung di gendong oleh laki-laki tampan. Ji Eun menarik pelayan di Lounge itu dan bertanya, "A-Apa yang terjadi padanya?" Pelayan itu menggelengkan kepala tidak tau. Ji Eun terus melihat kepergian Ah Jung bersama Gi Jung dan bertanya-tanya, "Tidak mungkin.... Mengapa dia harus digendong dengan cara seperti itu??"
Gi Jung menggendong Ah Jung memasuki lorong kamar hotel dan terlihat ada Manager Park yang sudah membukakan satu kamar. Gi Jung masuk ke kamar itu dan melemparkan Ah Jung ke tempat tidur. Ah Jung pun terbangun dari pingsannya yang pura-pura itu. Ah Jung lalu turun dari tempat tidur dan segera mencari kamar mandi karena dia benar-benar merasa ingin buang air. Selama di dalam kamar mandi itu Ah Jung juga berusaha membersihkan bajunya yang terkena jus tomat. Gi Jung kesal menunggu dan mengetuk pintu kamar mandi, "Kau keluarlah!!" Ah Jung menjawab, "Tunggu sebentar."
Saat Ah Jung keluar dari kamar mandi, Gi Jung bertanya, "Apa kau terkena gagar otak? Haruskah kita pergi ke rumah sakit?" Ah Jung menjawab, "Tidak. Kepalaku sudah kerasa ya walaupun kejadian ini tidak seperti biasanya." Gi Jung berkata dingin, "Kau yakin kepalamu itu baik-baik aja hah?" Ah Jung kesal dengan dikap Gi Jung yang merendahkannya itu. Gi Jung bertanya, "Mengapa kau pura-pura pingsan?" Ah Jung menjawab, "Karena itu memalukan. Lagi pula mengapa kau tiba-tiba menggendongku tanpa seizinku hah? Apakah kau ini pria cabul?" Gi Jung menjawab dengan sinis, "Jika aku tidak melakukannya maka kau akan terus beraring di lantai itu sepanjang hari!" Ah Jung semakin naik darah mendengar kata-kata Gi Jung.
Ah Jung mendekati tasnya dan mengeluarkan amplop berisi uang. Amplop itu pun kemudian di berikan pada Gi Jung, "Ini untukmu. $73." Gi Jung bertanya, "Bagaimana kau tau siapa aku?" Ah Jung menjawab, "Aku membacanya di artikel majalah. Mereka melakukan pengeditan photo yang cukup baik sehingga aku sulit mengenalimu." Gi Jung melihat amplop uang itu dan berkomentar, "Aku tidak membutuhkannya." Ah Jung kesal, "Aku ini seorang pegawai negeri jadi aku tidak menerima pinjaman uang apapun. Aku takut itu disangka uang suap! Sudahlah aku pergi." Gi Jung menahan kepergian Ah Jung, "Kau mau pergi begitu saja dengan pakaianmu begitu? Aku akan meminta pelayanku untuk membawakan baju kemari." Namun Ah Jung tetap menolaknya.
Ah Jung keluar dari kamar hotel dan dia melihat ada beberapa orang yang berdiri di depan lift. Ah Jung sengaja membuat rambutnya berantakan dan dia berjalan ke arah lift dengan terseok-seok, "Tempat ini bukanlah tempat untuk manusia!" Orang-orang pun terkejut melihat Ah Jung, apalagi terlihat ada noda merah di pakaian Ah Jung dan mereka menyangka noda itu adalah darah. Keluar dari lift itu pun Ah Jung melompat dan tertawa karena berhasil membuat orang-orang memandang buruk ke Gi Jung.
Gi Jung membuka amplop pemberian Ah Jung dan tiba-tiba saja dia tersenyum. Manager Park yang merupakan teman SMA Gi Jung pun bertanya, "Ada apa? Sesuatu yang menarik?" Gi Jung menjawab, "Bukan menarik, hanya terkejut saja." Manager Park kembali bertanya, "Apa kau memiliki hubungan dengannya?" Gi Jung menjawab, "Hubungan? Hanya saling tahu saja."
Sementara itu Sang Hee pergi ke arah desa dengan menggunakan mobil box yang mengangkut sayuran. Sang Hee terlihat sudah terbiasa bergaul dengan orang-orang yang tidak kaya, bahkan dia terlihat nyaman dengan bernyanyi bersama supir mobil box itu.
Pagi harinya Sang Hee sampai di sebuah rumah dan dia mengetuk pintunya. Keluar seorang laki-laki bernama Hwang Suk Bong dan Sang Hee pun tersenyum menatapnya. Suk Bong berkata, "Aih Bocah ini rupanya." Sang Hee pun kemudian di ajak masuk kedalam rumah Suk Bong. Suk Bong itu seorang pelukis sehingga di dalam rumahnya itu pun banyak terdapat lukisan. Sang Hee melihat-lihat hasil karya Suk Bong dan mengomentarinya, "Hyung, karyamu ini bagus." SuK Bong bertanya, "Ada apa kemari? Apa Kakakmu itu mencarimu kembali? Beberapa hari yang lalu dia mengirimkan orang untuk mencarimu disini." Sang Hee tidak mempedulikan itu dan dia bertanya, "Bolehkah aku tinggal disini untuk sementara?" Suk Bong menolak, "Tidak!" Sang Hee tersenyum, "Apa karena ada seorang wanita?" Suk Bong menjawab, "Jangan buat orang-orang khawatir." Sang Hee berkata, "Ya, bukankah rumah ini adalah investasiku juga." Suk Bong hanya bisa menggelengkan kepala, "Aish. Kau ingin makan ramen hah?" Sang Hee mengangguk. Suk Bong pun kemudian pergi ke dapur.
Sang Hee memasukan tangannya ke saku jaketnya dan dia menemukan tisu yang di atasnya tertulis "Surat Pengundurandiri!" Sang Hee bingung, "Mengapa ini ada disini?" Sang Hee lalu ingat kejadian di Bar dan dia tersenyum saat mengingatnya.
Hari Senin Ah Jung datang ke kantornya dan Atasannya kaget, "Mengapa kau ada disini? Bukankah aku suruh kau mengundurkan diri?" Ah Jung menjawab, "Aku sudah menulisnya namun surat itu di curi? Jadi harus bagaimana?" Rekan-rekan Ah Jung pun tertawa saat melihat atasan mereka yang terdiam mendengar alasan Ah Jung itu.
Ji Eun datang ke sebuah tempat dimana teman-temannya sudah menunggu. Ji Eun itu termasuk salah satu teman dekatnya So Ran. Di Restaurant itu sudah berkumpul beberapa orang yang merupakan teman satu kelas Ah Jung saat SMA. So Ran mengatakan berita bahwa Ah Jung sudah menikah dan 2 orang temannya itu terkejut. Seorang wanita berambut pendek yang bernama Rae Yeon kebingungan, "Pernikahan? Ah Jung menikah? Ya bukankah kau dekat dengan Ah Jung? Mengapa tidak mendapat kabar sama sekali?" So Ran menjawab, "Aku sudah lama tidak berhubungan dengannya." Lalu seorang wanita dengan rambut panjang bernama Bo Yeon itu bertanya pada So Ran, "Apa pekerjaan suami Ah Jung itu?" So Ran menjawab, "Entahlah. Aku tidak sempat bertanya."
Ji Eun lalu datang ke ruangan itu. Ji Eun bertanya, "Kalian sedang bebicara apa?" Rae Yeon menjawab, "Gong Ah Jung. Ada kabar bahwa dia sudah menikah." So Ran berkomentar, "Ah ini terdengar kebohongan. Ya pasti dia berbohong." Ji Eun dengan cepat berkata, "Tidak. Dia tidak berbohong! Aku melihat suaminya aH Jung. Aku melihatnya di World Hotel dan dia cukup tampan... Hmm sangat tampan!"ke 3 wanita di hadapan Ji Eun pun kaget mendengarnya. So Ran bertanya, "Apa Ah Jung yang memperkenalkannya padamu?" Ji Eun menjawab, "Tidak." Rae Yeon bertanya, "Lalu bagaimana kau tau bahwa itu suaminya?" Bo Yeon berkomentar, "Ya mereka berada di hotel. Bukankah itu artinya sepasang suami istri?" Ji Eun lalu menceritakaan pertemuannya dengan Ah Jung, "Aku bertemu dengannya. Bahkan suaminya itu menggendong Ah Jung di depan banyak orang karena Ah Jung menumpahkan jus ke bajunya. Bukankah itu artinya mereka pasangan suami istri? Huh suami Ah Jung ini benar-benar tampan!" Ke 3 wanita lainnya itu lagi-lagi di buat terdiam memikirkan ketampanan suami Ah Jung.
So Ran terus berusaha menampik bahwa Ah Jung telah menikah dengan laki-laki tapan, "Ah tidak mungkin. Jika dia menikah dengan laki-laki tampan, dia pasti akan memamerkannya pada kita kan??" Ji Eun lagi-lagi membantah ucapan So Ran, "Aku rasa pria itu memiliki kepopuleran. Mungkin itu yang membuatnya menjadi suatu rahasia. Bener-benar membuat iri." So Ran terdiam kembali memikirkan kata-kata Ji Eun.
Selesai makan siang bersama itu, Ji Eun, Rae Yeon dan Bo Yeon langsung menelfoni teman-teman SMA mereka untuk memberikan kabar bahwa Ah Jung telah menikah. Bahkan Ji Eun berkata, "Kau tau Gong Ah Jung? Dia sudah menikah dengan seorang Chaebol(Konglomerat)." So Ran duduk sendiri di Restaurant itu karena masih tidak menyangka Ah Jung bisa menikah dengan seorang konglomerat.
Berita Ah Jung telah menikah dengan Gi Jung pun beredar dari mulut ke mulut gara-gara 3 perempuan itu(Ji Eun, Rae Yeon dan Bo Yeon). Bahkan Putri Direktur Lee itu pun mendengar kabar jika Gi Jung sudah menikah, dan tentu hal itu membuat Putri Direktur Lee sangat kesal karena merasa dibohongi oleh Gi Jung.
Gi Jung sedang bermain golf dan dia melihat Putri Direktur Lee. Gi Jung pun dengan cepat menyapanya, ""Ah aku bahkan bertemu denganmu disini. Putri Direktur Lee menatap Gi Jung sesaat dan berjalan pergi. Gi Jung bingung dan menahannya, "Ah aku meminta maaf karena tidak menghubungimu. Aku terlalu sibuk." Putri Direktur Lee lalu berkata, "Mengapa kau tidak memberitahu aku? Tenang saja, aku tidak akan memberitahu Direktur Lee atas masalah ini." Putri Direktur Lee pergi meninggalkan Gi Jung yang kebingungan, "Apa yang dia bicarakan?"
Salah seorang teman Gi Jung datang dan menyapanya, "Hyun Gi Jung. Sudah lama tidak bertemu. Mengapa kau menikah tidak memberitahu kami huh?" Gi Jung lagi-lagi bingung, "Pernikahan? Siapa? AKU??" Gi Jung terdiam sesaat dan entah mengapa dia tiba-tiba teringat Ah Jung.