Tampilkan postingan dengan label Paradise. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Paradise. Tampilkan semua postingan

Sinopsis Paradise Ranch Episode 15

PARADISE RANCH

EPISODE 15




Dong Joo menahan kepergian Da Ji dan juga melarang Da Ji untuk bertemu dengan Yun Ho, bahkan Dong Joo juga melarang Da Ji untuk berbicara dengan Yun Ho. Da Ji kesal dan dia bertanya, "Mengapa kau menjadi seperti ini? Kau pikir, kau ini siapa?!" Dong Joo menjawab dengan ketus, "Aku tidak bisa diam saja melihat kau bertemu dengan pria lain! Mulai dari sekarang, aku tidak akan membiarkan kau pergi ke sisi orang lain. Tidak akan!" Da Ji terkejut mendengar ucapan Dong Joo, "Apa maksudmu?" Dong Joo menjawabnya dengan malu-malu, "Apa artinya itu?? Itu artinya aku menyukaimu..." Da Ji tertegun mendengar pengakuan Dong Joo itu. Dong Joo berkata pada Da Ji, "Kenapa? Apa tidak ada yang mau kau katakan?"



Da Ji menunduk dan dia mulai menangis, Dong Joo terkejut melihat Da Ji yang menangis dan berusaha menenangkannya, "Hey, mengapa kau menangis? Da Ji ah..." Da Ji menjawab pertanyaan Dong Joo disela tangisannya, "Seseorang yang di rumorkan dengan pria yang sudah menikah... Dan tidak memiliki harga diri.... Mengapa kau menyukai seseorang seperti itu hah?" Dong Joo sadar bahwa dia lah yang mengatakan kata-kata ejekan itu pada Da Ji, "Hm aku mengatakan hal itu karena kau sepertinya kembali bersama dengan Seo Yun Ho lagi." Da Ji berkata, "Aku tidak bersama dengan Yun Ho kembali. Dasar bodoh! Keras kepala!" Dong Joo kaget mendengarnya, "Apa? Bodoh? Keras kepala?" Da Ji menatap Dong Joo tajam dan berkata, "Kau... Jangan mengikutiku!!" Da Ji kemudian pergi meninggalkan Dong Joo.






Da Ji pulang ke rumah dan dia mengomel kesal atas tingkah Dong Joo yang selama ini selalu mengatakan hal buruk mengenai dirinya, "Huh dia mengatakan menyukaiku tapi dia tetap saja mengatakan hal-hal yang seperti itu? Bodoh! Dasar otak bodoh!!"







Jin Young masih berada di Resort untuk mengerjakan tugasnya. Jin Young membuka buku agendanya dan menatap foto Dong Joo. Dari jauh terlihat Dong Joo datang mendekat dan membuat Jin Young sedikit merasa canggung. Jin Young pun menyapa kedatangan Dong Joo itu, "Hmm ini aneh... Han Dong Joo datang menemuiku pada jam selarut ini. Ah aku baru saja mau menelfonmu. Resort ini sedang memikirkan rencana pembuatan taman bermain. Bahkan jika biaya kontraknya ditingkatkan, mereka tetap ingin memperbaharuinya. Bagaimana bisa kita mengaturnya?" Dong Joo berkata, "Hm Jin Young ah..." Namun Jin Young tidak mendengar ucapan Dong Joo itu dan terus berbicara, "Menganai pekerjaan... Aku ingin memikirkan hal itu kembali. Ayahku memintaku agar segera kembali ke Seoul." Dong Joo memotong ucapan Jin Young itu, "Ada sesuatu yang ingin aku katakan..." Jin Young tidak berani menatap mata Dong Joo karena sepertinya dia sudah tau maksud ucapan Dong Joo. Dong Joo melanjutkan ucapannya,"Aku... Menyukai Da Ji." Jin Young terkejut mendengarnya.



"Apa sesungguhnya perasaanku pada Da Ji? Aku takut jika itu perasaan yang datang karena masa lalu kami, itu lah sebabnya aku terus menjaganya. Tapi setelah aku memikirkannya dan menganalisisnya... Jika aku tidak bertemu dengannya, maka aku memikirkannya. Jika aku bertemu dengannya maka aku akan marah padanya," ucap Dong Joo. Jin Young menundukan kepalanya dan berkomentar, "Kau sangat kejam. Mengapa kau harus mengatakannya sedetail itu padaku? Bagaimana bisa aku mendengarnya dan menangani hal ini? Mengatakan padaku hal ini, akankah perasaanku menghilang begitu saja? Setiap melihatmu, perasaanku akan mulai bergejolak dan aku juga akan merasa bingung... Apa yang harus aku lakukan? Harusnya kau memberikan waktu lebih padaku. Bagiku, ini semua baru saja di mulai..."



Dong Joo hanya bisa meminta maaf pada Jin Young, namun Jin Young segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku akan bekerja keras. Seperti waktu kau tidak ada di hatiku dan aku bisa menatapmu seperti sebelumnya. Aku akan berusaha keras Dong Joo. Kumohon jangan hentikan aku dari mimpi ini." Dong Joo menjawab, "Jika aku tidak memberhentikannya sekarang, kita berdua hanya akan sama-sama merasa lelah. Maafkan aku...." Jin Young sedih mendengar ucapan Dong Joo itu.






Ayah Dong Joo terkejut saat mendengar bahwa selama ini Dong Joo tinggal di rumahnya Da Ji selama berada di Pulau Jeju. Ayah Dong Joo berniat menyusul ke Pulau Jeju namun Ibu Dong Joo segera menahannya. Ayah Dong marah dan bertanya, "Dong Joo tinggal bersama siapa disana hah? Kau dan Ayah(Kakek Dong Joo) pasti sudah merencakan semua ini dari awal dan mengirim Dong Joo kesana kan?" Ibu Dong Joo menjawab, "Berhentilah mengatakan hal yang tidak masuk akal! Perusahaanlah yang membeli lahan disana. Dan aku juga baru mengetahui hal ini." Ayah Dong Joo kembali marah, "Jika kau sudah tau hal itu, seharusnya kau mengatakannya padaku!!"



Kakek datang dan berkata pada Ayah Dong Joo "Ini bukan salah istrimu. Ini karena takdir yang membuat mereka bersama. Itulah sebabnya mereka bertemu kembali." Ayah Dong Joo tetap tidak menerima hal ini, "Ayah, berhentilah mengatas namakan semua ini adalah takdir!! Aku tidak tau bagaimana caranya Ayah Da Ji mempengaruhimu, yang pasti aku tidak menyukai hal ini! Dan aku akan melarang anakku untuk memiliki hubungan dengan keluarga itu!" Ayah Dong Joo pergi meninggalkan ruangan dan membuat Ibu Dong Joo kebingungan, "Bagaimana ini?"






Da Eun, Jong Dae, Da Ji dan seorang teman Da Eun datang ke Festival pacuan kuda. Da Eun memaksa Jong Dae agar melepaskan bajunya karena juri dalam perlombaan kal ini adalah perempuan. Jong Dae menutupi badannya dan berkata, "Tapi hanya aku saja yang tidak memakai baju. Bagaimana ini?" Teman Da Eun berkomentar, "Itu karena orang lain tidak memiliki badan yang sebagus dirimu." Da Ji ikut berkomentar pada Da Eun, "Tapi bukankah melepaskan baju seperti ini terlalu berlebihan?" Da Eun menjawab, "Huh siapa hah yang ingin memenangkan hadiah utamanya? Jong Dae, kau harus memenangkan hadiah utama dengan sepenuh hati!!" Da Ji lah yang sangat menginginkan hadiah utama makanya dia pun memberikan semangat pada Jong Dae, "Benar. Jong Dae. Kau pasti bisa!!" Jong Dae tersenyum di berikan semangat seperti itu.






Da Ji sedang sendirian di Festival Pacuan Kuda, dan tiba-tiba saja ada yang memakaikan topi di kepalanya. Da Ji menolek ke belakangnya dan ternyata yang memakaikan topi itu adalah Dong Joo. Dong Joo bertanya, "Mataharinya sangat terik. Apakah kau tidur dengan nyenyak?" Da Ji salah tingkah dan hanya bisa menjawab dengan anggukan. Dong Joo kemudian berkata, "Aku bahkan tidak tidur sekejap pun. Ini karena orang yang mengatakan aku ini bodoh! Aku tidak bisa tidur sama sekali! Hey! Apakah aku ini bodoh? Tolol?" Da Ji bingung sendiri untuk menjawabnya.







Tiba-tiba ada suara MC acara, "Oh Seo Yun Ho, bukankah kau Perwakilan Resort itu?" Yun Ho menjawab, "Aku sebenarnya datang kemari karena sebuah janji. Jika aku memenangkan hadiah utama... Aku berjanji akan memberikannya pada seseorang." Da Ji dan Dong Joo terkejut melihat kedatangan Yun Ho di Festival Pacuan Kuda. Dan yang membuat Dong Joo semakin terkejut itu karena Yun Ho menggunakan kemeja bunga yang dia berikan. Dong Joo merasa cemburu dan dia bertanya pada Da Ji, "Da Ji! Apakah pria brengsek itu sedang membicarakan mengenaimu?" Da Ji lagi-lagi bingung menjawabnya. Dong Joo tba-tiba saja menarik Da Ji menjauh dari arena Festival Pacuan Kuda dan Yun Ho melihat kejadian itu.



Da Ji melepas tangannya yang di genggam oleh Dong Joo. Dong Joo bertanya ketus, "Kau bilang, kau tidak pernah menghubunginya lagi. Lalu mengapa Seo Yun Ho bersikap seperti tadi hah? Mengapa dia menatapmu seperti itu? Mengapa dia membicarakan masalah janji itu hah?" Da Ji terkejut dan menjawab, "Aku sungguh tidak tau." Dong Joo berkata, "Aku ingatkan lagi tentang Seo Yun Ho! Mulai sekarang, jangan pernah berhubungan dengannya lagi! Mengerti?"






Ada suara yang memanggil nama Dong Joo dan suara itu datang dari Ayah Dong Joo yang datang bersama dengan Asisten Lee. Da Ji dan Dong Joo sama-sama terkejut melihat kedatangan Ayah Dong Joo. Dong Joo mengajak Ayahnya agar pergi terlebih dahulu dan baru dia nanti akan menjelaskannya, namun Ayah Dong Joo tidak suka akan hal itu dan menampar Dong Joo di depan Da Ji dan Asisten Lee. Ayah Dong Joo berkata marah, "Kau menyebabkan masalah besar dan kau meminta aku untuk pergi dahulu?" Ayah Dong Joo menatap Da Ji dan berkata, "Mengapa kau menemui Dong Joo hah? Mengapa kau merusak hidup Dong Joo! Mengapa kau lagi hah? Apakah kau ingin menghancurkan keluargaku? Mengapa kau selalu saja mengikuti anakku??" Da Ji dan Dong Joo hanya bisa menunduk terdiam.






Yun Ho menghempiri mereka dan menyapa Ayah Dong Joo, "Sepertinya ada salah paham disini." Ayah Dong Joo bingung dengan hal yang di maksud oleh Yun Ho. Yun Ho menjawab, "Lee Da Ji ini adlah wanita yang aku sukai." Ayah Dong Joo terkejut mendengarnya, "Kau... Menyukainya?" Yun Ho tersenyum, "Ah aku ada kompetisi rodeo sekarang ini. Sampai jumpa di kantor." Yun Ho merangkul bahu Da Ji dan bertanya, "Kau akan memberikan semangat padaku kan?" Yun Ho tersenyum pamit dan kemudian mengajak Da Ji pergi. Ayah Dong Joo lagi-lagi tertegun diam.






Ayah Dong Joo dan Dong Joo sedang beradu argument di ruangan Dong Joo. Jin Young tidak tahu kedatangan Ayah Dong Joo sehingga dia masuk begitu saja ke ruangan Dong Joo dan mendengar pertengkaran itu. Ayah Dong Joo berkata, "Apa ini bukan salah Da Ji? Kau maish berani berdiri di sisinya hah? Apakah dia itu normal? Dia pasti meminta bantuan Seo Yun Ho makanya dia mengencani Seo Yun Ho. Jika dia berkencan dengan Seo Yun Ho, lalu mengapa dia dia mengajak mantan suaminya tinggal di rumahnya hah? Tidak hanya itu saja... Kau bekerja paruh waktu di Restaurant Beer itu, membeli gandum, menyelamatkan Ahjumma nelayan. Dia membuatmu melakukan itu semua! Dia membuat kau benyak menderita!!"



Dong Joo mencoba membela dirinya, "Aku melakukan itu semua karena aku menginginkannya. Walaupun begitu, Perusahaan kita ini tidak kehilangan apapun kan? Dan lagi dia tidak ada hubungan dengan Seo Yun Ho. Aku lah yang menyukai Da Ji!!" Jin Young yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam. Ayah Dong Joo berkomentar, "Apa? Kau pasti sudah kehilangan akal sehatmu!! Lalu bagaimana dengan Jin Young hah?" Ayah Dong Joo tiba-tiba terdiam karena dia menyadari kedatangan Jin Young.



Jin Young mendekati Ayah Dong Joo dan tersenyum, "Aku datang karena mendengar namaku di panggil. Dan lagi kumohon jangan memarahi Dong Joo. Dia hanya tidak bisa melihat orang menderita dan kau bisa membayangkan kan betapa kerasnya hidup Da Ji?" Ayah Dong Joo tersenyum dan berkata, "Aigoo kau memiliki hati yang baik. Itu lah sebabnya aku selalu menyukaimu. Ayahmu juga sama, dia membantu banyak orang-orang yang tidak beruntung." Jin Young tersenyum, "Paman, ada sesuatu yang ingin aku katakan pada Dong Joo." Ayah Dong Joo tersenyum dan berkomentar, "Oh tentu." Ayah Dong Joo mendekati Dong Joo dan berbisik pelan, "Kau sebaiknya melakukan hal yang baik! Kita akan melanjutkan pembicaraan ini nanti!"







Jin Young berjalan bersama dengan Dong Joo di lorong Resort. Jin Young mulei berbicara, "Aku sebelumnya berkata akan bekerja keras. Namun hal ini sangat sulit saat mendengar kau membicarakan wanita lain. Aku lelah melihatmu seperti ini. Jika aku berusaha, akankah hatimu kembali padaku? Bisakah kau kembali ke sisiku? Apakah itu mungkin? Dong Joo ah... Apa yang harus aku lakukan sekarang ini? Apa yang harus aku lakukan?" Dong Joo terdiam tidak berkata apapun.






Kompetisi Rodeo di mulai dan Yun Ho mengikutinya. Dari jauh terlihat Da Ji sedang mengatur acara dan Yun Ho melambaikan tangan ke arahnya. Da Eun dan Jong Dae yang sedang duduk bersama melihat hal itu dan mereka pun membicarakannya. Da Eun berkomentar, "Hmm aku yakin jika Yun Ho sedang melambaikan tangan pada Unnie-ku. Lihatlah ekspresinya, dia tersenyum!!" Jong Dae bertanya, "Da Eun, bukankah kau bilang bahwa mereka sudah berpisah?" Da Eun hanya menjawab, "Huh lupakan itu. Oppa ototmu ini sia-sia! Mengapa tadi kau tidak bisa bertahan lebih dari lima detik hah?" Jong Dae terdiam mendengar Da Eun memarahinya. Da Ji yang sedang mengatur acara Festival tiba-tiba saja meminta pada temannya agar menggantikannya untuk sebentar saja. Dan ternyata Yun Ho melihat kepergian Da Ji itu.






Da Ji menunggangi Paulist dan berkeliling. Yun Ho datang dan tersenyum saat melihat Paulist bersama Da Ji. Yun Ho mengelus Paulist dan berkomentar, "Wow akhirnya dia bisa berlari." Da Ji ikut tersenyum mendengarnya. Yun Ho kemudian berkata, "Jika saja kau tadi melihatku hingga akhir maka aku bisa memenangkannya. Aku tadi terjatuh sehingga aku hanya bisa menjadi juara 2. Ini hadiahnya, sebeuah Mp3." Da Ji melihat MP3 yang di berikan itu dan berkata, "Kau tidak perlu memberikannya padaku." Yun Ho tersneyum dan memaksa Da Ji untuk menerima hadiahnya itu, "Aku sudah berjanji padamu. Jika aku memenangkan hadiah maka aku akan memberikannya padamu."



Yun Ho kemudian berkata, "Hmm setiap hari aku selalu ingin berlari padamu. Namun aku menunggu hingga aku tidak akan membuat luka kembali di hatimu. Aku tau karena aku lah kau menderita, jadi aku tidak bisa memintamu untuk mengenggam tanganku. Bagaimanapun juga... Secara perlahan-lahan... Setelah waktunya tiba... kembali ke sisiku dan terus menatapku...." Da Ji terdiam mendengar pengakuan Yun Ho.






Ayah Dong Joo kembali memarahi Dong Joo, "Kau ini tidak masuk akal! Yah! Berhentilah menjadi Direktur Resort ini! Mengapa kau harus menghambur-hamburkan uang untuk orang-orang kampung ini? Bocah! Kau sebaiknya membenahi barang-barangmu saja sekarang ini!" Dong Joo dengan cepat berkata, "Setelah Festival ini maka kita mengumpulkan banyak surat persetujuan masyarakat." Ayah Dong Joo tertawa merendahkan, "Berapa lagi yang perlu kita dapatkan?" Dong Joo menjawab, "Lima keluarga lagi. Ini akan selesai pada akhir bulan." Ayah Dong Joo kesal mendengarnya, "Kau ini kembalilah ke kesadaranmu! Jika Jin Young mengatakan dia menyukaimu maka kau seharusnya sangat berterima kasih padanya. Apa bagusnya Da Ji sih? Kau! Jika kau tetap berhubungan dengan Da Ji dan keluarganya, maka aku tidak punya pilihan lain untuk menggusur rumahnya! Kau mengerti? Setelah semua persetujuan masyarakat terkumpul maka kau harus kembali ke Seoul!" Dong Joo terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi.






Ayah Dong Joo datang ke kantornya Yun Ho dan menyerahkan sbeuah proposal mengenai taman bermain yang akan di bangun. Yun Ho berkomentar bahwa project itu bukanlah project yang sederhana untuk bagian renovasi. Ayah Dong Joo berkata, "Tentu saja! Sebenarnya Seo Lin Group(Perusahaan Ayah Jin Young) telah berkaloborasi dengan Dong In Group untuk membuat project yang besar ini. Jika project ini sukses maka Resort kita ini akan menerima banyak sekali keuntungan! Saat aku sudah selesai mendiskusikannya maka aku akan datang kembali dan membicarakan detailnya denganmu." Yun Ho tersenyum tidak suka dan berkomentar, "Ya baiklah. Kami Group Friends tidak memiliki alasan untuk objectnya, namun sebagai rekan bisnis, kita harus membicarakan hal ini bersama." Ayah Dong Joo tersenyum setuju.



Ayah Dong Joo kemudian mencoba membicarakan masalah Da Ji, "Hmm mengenai Lee Da Ji... Dia... apa yang harus kukatakan ya? Hmm..." Yun Ho tersenyum dan menjawab, "Mengenai hubungannya dengan Direktur Han Dong Joo pada masa lalu, aku sudah mengetahui semua itu." Ayah Dong Joo terkejut mendengarnya, "Apa? Kau sudah mengetahui semuanya?" Yun Ho tersenyum, "Ya. Aku berterima kaish karena Direktur Han Dong Joo selama ini sudah membantu banyak Da Ji dan Da Ji juga sudah membantu banyak Han Dong Joo. Jadi aku harap tidak akan ada kesalah pahaman kembali." Ayah Dong Joo tertawa mendengarnya, "Ah ya mengerti."







Da Ji membantu Restaurant Beer yang di buka di Festival Kuda. Da Eun melihat MP3 yang di berikan Yun Ho pada Da Ji dan dia langsung menanyakan hal itu pada Da Ji, "Apakah kau memulai kembali hubungan dengan Yun Ho? MP3 ini... Dia yang memberikannya padamu kan? Hmm kalian berpisah karena Ahjumma berdada besar itu(Mil Hye) dan sekarang dia sudah pergi, itu artinya kalian bisa kembali bersama lagi kan? Bukankah itu benar?" Da Ji tidak menjawabnya pertanyaan Da Eun.



Dong Joo datang dan Da Eun langsung menyapanya, "Oh Hello Kakak Ipar!!" Dong Joo mendekati Da Ji dengan tatapan tajam, "Haruskah aku bertemu dengan Seo Yun Ho dan bebricara dengannya sehingga dia tidak mengganggumu kembali? Huh mengapa aku bisa menyukaimu?" Da Eun terkejut mendengarnya, "Kakak ipar, apakah kau cemburu?" Da Ji langsung memarahi Da Eun, "Kau pulanglah dan belajar!" Da Eun terus berkomentar, "Tunggu... Jadi Yun Ho menyukai Unni dan Kakak Ipar juga menyukai Unni? Benar bukan?" Dong Joo tersenyum berusaha memanfaatkan situasi ini, "Adik ipar, kau belajarlah dengan giat dan hati-hati dalam perjalanan ke rumah." Da Eun terlihat bingung namun dia mengikuti kata-kata Dong Joo.






Setelah kepulangan Da Eun, Da Ji pun bertanya pada Dong Joo, "Bagaimana Ayah? Apakah dia mengatakan sesuatu? Dia pasti sangat marah padamu..." Dong Joo menjawab, "Dia selalu tidak suka dengan apa yang aku lakukan. Namun pada akhirnya dia akan mengerti." Da Ji berkata, "Berbicaralah baik-baik padanya dan jangan sekali-kali membalas ucapannya atau marah padanya." Dong Joo tersenyum mendengar sikap perhatian Da Ji, "Baiklah... Orang-orang berkata jika kita mendengarkan ucapan seorang wanita maka kita akan dalam lindungan. Aku mengerti dan akan mencoba berbicara baik-baik dengannya. Bagaimana pun juga jangan mengobrol dengan Seo Yun Ho, mengerti?" Da Ji salah tingkah dan meminta agar Dong Joo pulang saja.






Da Ji mengetes waktu Paulist berlari dan dia senang melihat rekor waktu yang dibuat oleh Paulist. Da Ji pun kemudian mendaftarkan Paulist sebagai kuda yang akan mengikuti perlombaan.






Dong Joo datang ke Restaurant yang buka di arena Festival Pacuan Kuda itu. Dia datang berniat mencari Da Ji namun Da Ji belum datang. Ahjushi bertanya padanya, "Kau mencari Da Ji?" Dong Joo mengangguk sambil tersenyum malu.







Da Ji datang ke kandang kuda dan ternyata Yun Ho sedang berada disana. Da Ji pun menyapa Yun Ho dengan ramah. Tiba-tiba saja Dong Joo datang dan dia sangat tidak suka melihat Da Ji sedang mengobrol dengan Yun Ho. Dong Joo berkata pada Yun Ho, "Kau sudah sangat sibuk dengan urusan Resort dan sekarang kau masih bisa mengkhawatirkan pelatih kuda ini." Dong Joo kemudian berkata pada Da Ji, "Aku akan makan malam di rumah. Masakan sup telur ayam yang aku suka. Dan jangan membuatnya terlalu asin seperti yang terakhir, mengerti?"



Yun Ho menatap Dong Joo dan Da Ji bergantian. Dong Joo pun menjelaskan pada Yun Ho, "Kau tidak tau? Kami memutuskan untuk kembali bersama. Orang lain biasanya menggunakan kata 'kencan', aku rasa kau mengerti. Bagaimanapun juga kami sudah pernah menikah. Dan kami bersama kembali hm seperti reuni. Dan mulai sekarang aku harap kau tidak akan mencari Da Ji lagi dan menyusahkannya." Yun Ho hanya tersenyum mendengar ucapan Dong Joo itu. Da Ji kesal pada Dong Joo karna ucapannya itu. Yun Ho kemudian berkata pada Da Ji, "Aku nanti akan menelfonmu." Yun Ho tersenyum pada Da Ji dan kemudian pergi meninggalkan Da Ji dan Dong Joo.



Dong Joo kesal karna Yun Ho meninggalkannya dan bahkan Yun Ho tidak merespon ucapannya tadi itu, "Huh mengapa dia bilang akan menelfon?" Da Ji kesal dan membentak Dong Joo, "Berhentilah!!!" Da Ji kemudian pergi meninggalkan Dong Joo dan Dong Joo pun langsung mengejarnya. Ternyata dari tadi Jin Young mendengar yang dikatakan Dong Joo itu.






Bir di Restaurant habis dan Da Ji berniat mengambilnya namun ternyata dia bertemu dengan Jin Young. Da Ji tersenyum dan mengucapkan salam pada Jin Young, "Hallo... Apa kabar?" Jin Young menjawabnya, "Tidak baik. Dong Joo bilang dia menyukaimu, jadi aku tidak bisa membuat diriku menyapa dirimu." Da Ji terdiam mendengarnya. Jin Young kembali berkata, "Kami memiliki waktu yang berat karna kau. Tidak... Ini antara aku dan Dong Joo. Ya tidak banyak hal yang aku tidak ketahui tentang dia. Dan aku tetap marah padamu. Mengambil Seo Yun Ho di tanganmu yang kiri dan juga mengambil Dong Joo di tanganmu yang lainnya. Bagaimana bisa kau seperti itu? Kau menggunakan wajah polosmu untuk merebut mereka dan kemudian kau mempermainkannya. Da Ji, kau orang yang sangat menakutkan." Da Ji menjelaskan, "Aku tidak pernah mempermainkan mereka!" Jin Young bertanya lemah, "Kau tidak mempermainkannya? Kalau begitu, apakah kau menyukai keduanya? Benar bukan?" Da Ji terdiam sesaat mendengarnya.



Da Ji kemudian menjawab, "Aku tau kau marah padaku. Aku dapat mengerti... Jika kau menanyakan bagaimana perasaanku pada Dong Joo.... Sekarang ini aku tidak bisa mengatakan apapun. Aku sendiri tidak tahu perasaanku. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Maafkan aku." Jin Young kali ini yang terdiam mendengar jawaban Da Ji







Da Ji sedang menyiapkan makan malam dan ada sms masuk dari Dong Joo yang bertanya, "Apakah kau sudah memasakan sup telur ayam? Aku akan sampai dalam 5 menit..." Da Ji memuka kulkas berniat membuat sup telur ayam, namun dia ingat ucapan Jin Young, Mengambil Seo Yun Ho di tanganmu yang kiri dan juga mengambil Dong Joo di tanganmu yang lainnya. Bagaimana bisa kau seperti itu? Mengingat ucapan itu pun Da Ji tidak jadi membuat sup telur ayam.






Pintu Rumah ada yang mengetuk dan Da Ji pun membukanya. Ternyata yang datang bukanlah Dong Joo, melainkan Yun Ho. Ternyata maksud kedatangan Yun Ho itu untuk memberikan rekaman saat masa kecilnya Paulist untuk membantu Terapinya Paulist. Da Ji tentu senang menerima rekaman itu. Yun Ho bertanya, "Jika kau ada waktu, Bagaimana jika kita menontonnya sekarang?" Da Ji langsung setuju.



Tiba-tiba Dong Joo datang dan bertanya pada Yun Ho, "Mengapa kau ada disini?" Yun Ho menjawab, "Aku rasa rekaman itu bisa membantu terapinya Paulist." Dong Joo bertanya sinis, "Mengapa kau melakukannya?" Yun Ho balas bertanya, "Apakah aku harus menjawabnya?" Dong Joo bertanya kembali dengan tajam, "Apakah ini mudah bagimu untuk membuangnya disaat kau susah dan mengambilnya kembali saat kau ingin. Apakah Da Ji itu barang untukmu?" Yun Ho balas bertanya, "Kalau begitu bagaimana denganmu? Kau belum menyelesaikan masalahmu tapi kau sudah bersikap baik pada Da Ji. Dia akan sakit hati, apa kau tau itu?" Dong Joo kesal mendenganya, "Kau pikir aku ini sama dengan kau hah?" Da Ji marah dan berteriak pada mereka, "Kalian berdua hentikan!!!" Dong Joo dan Yun Ho sama-sama terkejut mendengar teriakan Da Ji.



Da Ji berkata, "Mengapa kalian berdua datang dan mengatakan bahwa kalian menyukaiku di saat yang sama? Berhentilah membuatku bingung! Karna mantan suami yang memiliki pacar dan pacar yang memiliki istri... Itu membuatku dalam banyak masalah! Kalian berdua sama-sama mengatakan menyukaiku dan bilang ingin memulai kembali, Apakah aku harus setuju hah? Kau(Dong Joo) menyukaiku kan? Kalau begitu tetaplah menyukai aku. Kau(Yun Ho) menyukaiku juga kan? Baiklah kalau begitu tetapkan menyukai aku. Tapi jangan membuatku stress!! Jika kalian bersikap begitu kekanak-kanakan seperti ini maka aku tidak mau bertemu lagi dengan kalian! Tolong kalian berdua pergi sekarang!" Setelah itu Da Ji pun segera masuk ke dalam rumahnya.






Dong Joo dan Yun Ho masih terdiam di depan rumah Da Ji. Da Eun yang baru pulang pun masuk kedalam rumah dan saat melewati Dong Joo dan Yun Ho, Da Eun berkomentar, "Huh memalukan!"






Dong Joo datang ke Restaurant dan dia bertemu dengan Da Ji. Dong Joo langsung bertanya padanya, "Apakah kau masih memiliki perasaan pada Seo Yun Ho? Iya kan? Apakah kau pikir sangat mudah bagiku untuk mengatakan bahwa aku menyukaimu? Bagaimana bisa kau bersikap seperti ini hah? Kau tidak mendengar apa yang aku katakan dan kau bahkan tidak menatapku! Saat kau bersama Seo Yun Ho maka kau akan membuangku begitu saja. Bukankah kau juga menyukaiku? Atau itu hanya ilusi-ku saja? " Da Ji menjawab, "Kumohon jangan berfikir sperti ini. Mengapa kau selalu melihat sesuatu dari pandanganmu saja? Siapa yang menyukaiku? Siapa yang aku suka? Selain dari pada itu aku memiliki hal yang lebih penting. Aku bekerja keras setiap harinya demi makanan di atas meja makan. Aku bekerja keras setiap harinya demi mendapatkan peternakan itu kembali. Dan lagi aku harus bisa merubah kekecewaan Ayahku. Aku bukanlah Lee Da Ji yang berumur 19 tahun yang hatinya tertuju padamu. Jadi kumohon pergilah tinggalkan aku sendiri... Aku mohon padamu." Da Ji kemudian pergi berjalan meninggalkan Dong Joo.






Da Ji memperlihatkan rekaman masa kecil Paulist pada Paulist. Dia bilang bahwa Paulist itu berlari dengan bebas saat dia masih kecil. Dan Yun Ho berada di samping Da Ji ikut memperlihatkan rekaman itu pada Paulist. Da Ji tersenyum pada Yun Ho dan berkata, "Sepertinya rekaman yang kau berikan padaku ini Paulist sangat suka. Terima kasih banyak...." Dong Joo datang menghampiri mereka berdua, "Seo Yun Ho, kau ada juri bukan? Para perencana mencarimu. Aku rasa kau harus pergi sekarang." Yun Ho mengerti dan dia pun pamit untuk bertemu para perencana lomba pacuan kuda ini.



Dong Joo bertanya pada Da Ji, "Apa ada yang bisa aku bantu?" Sebelum Da Ji sempat menjawab, Yun Ho yang ternyata belum pergi jauh itu berkata pada Dong Joo, "Dong Joo, Aku ada sesuatu yang mau dibicarakan denganmu masalah sales. Apakah kau ada waktu sekarang?" Dong Joo tentu kesal karna Yun Ho menganggu dia dan Da Ji, "Apa harus sekarang?" Yun Ho menjawab, "Ya. Karna ini cukup penting..." Dong Joo cemberut dan akhirnya dia pun menghampiri Yun Ho.







Paulist sudah bersiap-siap untuk berlomba dan Jong Dae lah yang akan menaiki Paulist. Tuan Yang ikut sibuk dan mengingatkan Jong Dae dan Paulist untuk menjadi juara pertama. Da Ji tersenyum pada Paulist, "Jangan takut. Berlarilah seperti yang biasa kita latih. Mengerti?"







Paulist masuk kedalam arena lomba dan tentu saja Ahjushi dan Ahjumma langsung bertepuk tangan. Dong Joo dan Yun Ho yang menjadi juri pun ikut bertepuk tangan, bahkan Dong Joo berdiri dari duduknya dan meneriakan nama Paulist dengan semangat.






Perlombaan di mulai dan Paulist langsung memimpin di depan. Tuan Yang, Ahjushi dan Ahjumma langsung bersorak senang. Tapi tiba-tiba saja Paulist berhenti berlari dan justru berjalan ke arah Da Ji yang berdiri di samping pagar pembatas. Da Ji menyuruh Paulist agar berlari namun Paulist tidka berlari dan terus menghampiri Da Ji. Tuan Yang langsung stress saat melihat hal itu.






Malam harinya diadakan pesta di Restaurant yang dibuka di Tempat Lomba Pacuan Kuda. Terlihat Tuan Yang sedang memarahi Da Ji karna Paulist tidak menang dan Paulist justru menghampiri Da Ji saat perlombaan. Yun Ho yang ikut bergabung di pesta itu pun terus menatap kearah Tuan Yang dan Da Ji. Ahjumma yang melihat itu pun berkomentar pada Yun Ho, "Aku pernah di campakan oleh pria jadi aku mengerti bagaimana perasaannya. Bagi wanita, luka itu bisa hilang seiringnya waktu. Mungkin dia akan mengubah pikirannya dan kembali membuka hatinya jika kau terus memohon padanya." Yun Ho tersenyum mendengar komentar itu, "Ya aku akan memohon dan terus memohon padanya hingga akhir." Ahjumma berkata, "Aigoo... Akhirnya penderitaan Da Ji mendekati akhir."



Dong Joo datang ke pesta itu dan Ahjumma langsung menghampirinya. Ahjumma meminta perhatian orang-orang dan memperkenalkan Dong Joo, "Semunya lihat kemari. Dia ini adalah orang yang menyetujui agar kita memiliki pesta seperti ini. Dia sangat dermawan dan telah membantu para penduduk desa kita. Ayo semua tepuk tangan...." Para penduduk berkomentar, "Ya sejak dia datang, desa kita berubah banyak. Resort juga bahkan membeli seafood dari Ahjumma nelayan. Kita sangat berterima kasih akan hal itu." Dong Joo berkata pada penduduk desa, "Sebenarnya apa yang telah aku lakukan ini aku tidak begitu mengerti. Apakah ini sangat membantu? Aku sendiri tidak yakin... Jika kalian senang maka aku ikut senang. Kedepannya aku tidak ingin kalian mengalami hal sulit karna Resort kami. Jadi mohon saling membantu. Terima kasih." Para penduduk desa pun langsung bertepuk tangan.



Ahjumma tiba-tiba memberikan surat persetujuan masyarakat pada Dong Joo, "Ini milikku dan Sung Mo Ahjumma, dan juga 3 keluarga lainnya. Ini semuanya aku berikan padamu." Da Ji dan Dong Joo sama-sama terkejut mendengarnya. Salah seorang penduduk berkomentar, "Karna kami pikir Resort itu cukup baik dan berhubungan dengan baik juga dengan kami para penduduk desa jadi kami setuju untuk menandatanganinya." Dong Joo benar-benar berterima kasih akan hal itu. Da Ji ikut tersenyum menatap Dong Joo.







Ayah Dong Joo bertemu dengan Ayah Jin Young untuk makan bersama. Ayah Jin Young berkata, "Perusahaan kami sudah memutuskan untuk investasi di Resort anda." Ayah Dong Joo sangat senang mendengarnya dan berterima kasih. Kemudian Ayah Jin Young melanjutkan ucapannya, "Aku ingin mengubah hati putriku yang keras. Walaupun aku tidak begitu suka dengan putramu, tapi aku memutuskan untuk menyetujui hubungan mereka. Dia putriku yang sangat berharga, melihat dia menderita hanya karna laki-laki itu membuatku tidak nyaman." Ayah Dong Joo sedikit kebingungan karna dia sudah tau bahwa Dong Joo itu menyukai Da Ji. Ayah Jin Young tersenyum dan berkata, "Yang ingin aku katakan... Ayo kita nikahkan mereka." Ayah Dong Joo terdiam mendengarnya.







Da Ji sedang membersihkan Restaurant dengan ceria. Dan ternyata ada Dong Joo juga di Restaurant itu. Dong Joo mendekati Da Ji hingga Da Ji berjalan mundur dan punggungnya menabrak dinding yang ada, "Apakah kau begitu menyukaiku hingga tersenyum begitu? Hmm mereka bilang sangat sulit bagi orang untuk menyembunyikan cinta. Saat para penduduk bertepuk tangan, kau terlihat seperti bahagia hingga mau menangis." Da Ji salah tingkah dan menjawab, "Itu karna aku bahagia akhirnya kau mendapatkan surat persetujuan masyarakat itu."



Da Ji berusaha menghindari Dong Joo namun Dong Joo justru menahan tangan Da Ji di dinding sehingga Da Ji tidak bisa pergi, "Hm ya kau benar. Kau bukan lagi Lee Da Ji berusia 19 tahun. Kulitmu saja tampak berbeda. Kau seperti Ahjumma! Ahjumma, dengarkan baik-baik ya, aku ini adalah pewaris Dong In group, sangat sulit mendapatkanku. Tapi mengapa Ahjumma ini justri menghindar hah? Kau akan kembali padaku dalam 10 menit.... Ah tidak, 10 detik cukup. Setidaknya aku melihat sekarang kau memiliki harga diri."



Da Ji kesal dan meminta Dong Joo untuk melepaskannya. Tapi ternyata Dong Joo justru semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Da Ji. Da Ji salah tingkah dan menelan ludah. Dong Joo tertawa dan bertanya, "Mengapa kau menelan ludah hah? Hm sepertinya kau bukan gadis 19 tahun lagi.Dan aku juga bukanlah laki-laki 21 tahun yang hanya tau cara untuk marah. Jadi mencoba mengambil kembali peternakan, merubah hati Ayahmu, ayo kita lakukan bersama. Tidak peduli seberapa sulitnya, tetaplah disisiku. Kau mengerti?" Da Ji terdiam mendengar kata-kata itu. Dong Joo tersenyum dan mengambil kain lap yang ada di tangan Da Ji dan dia membantu membersihkan Restaurant.







Da Ji sedang berada di peternakan Resort dan Yun Ho datang menghampirinya untuk memberikan kopi. Kemudian keduanya duduk bersama dan mengobrol. Yun Ho membuka pembicaraan diantara mereka, "Dulu kau pernah bertanya apa mimpiku, ya kan?" Da Ji menjawab, "Ya. Aku bertanya padamu dan kau menjawab 'Aku tidak begitu yakin apa mimpiki' kau menjawab begitu kan?" Yun Ho tersenyum, "Aku memikirkan mimpiku. Entah apa yang aku lakukan, dimanapun juga aku berada, asalkan itu ada disisimu maka semuanya akan baik-baik saja." Da Ji terkejut mendengarnya. Yun Ho melanjutkan ucapannya, "Kau bisa memikirkannya. Pikirkan baik-baik dan ambilah keputusan yang tepat. Dan aku rasa kau perlu mengetahui hatiku. Sepanjang kau tau aku selalu menunggumu, itu cukup kan? Aku khawatir kau menyukai orang lain. Aku pergi dulu ya..." Yun Ho kemudian pergi meninggalkan Da Ji.







Dong Joo sedang berada di ruangannya dan berniat menelfon Da Ji, namun rencananya itu batal karna Ayahnya dan Asisten Lee tiba-tiba datang dan memarahinya. Ayah Dong Joo berkata, "Cepat kosongkan ruangan ini! Pacuan Kuda itu sudah selesai acaranya, lalu apa lagi yang kau tunggu hah?" Ayah Dong Joo kemudian berkata pada Asisten Lee, "Bereskan semua masalahnya. Dan mulai untuk penghancuran Peternakan itu." Asisten Lee menjawab takut, "Ya konstruksi itu akan dimulai hari ini." Dong Joo terkejut mendengarnya, "Penghancuran? Konstruksi? Siapa yang memperbolehkannya?" Ayah Dong Joo menjawab, "Aku bisa melakukan apapun pada lahanku!"



Ayah Dong Joo melanjutkan ucapannya, "Karna kau selalu bermain-main maka taukah kau seberapa malunya aku di depan Tuan Park?? Kau sebaiknya cepat kembali ke Seoul untuk mengambil proyek Seoin(Perusahaan Ayah Jin Young) dan kemudian siapkan juga pernikahanmu dengan Jin Young." Dong Joo marah mendengarnya, "Kau bahkan menjual putramu sendiri demi memperbesar bisnismu? Aku dan Jin Young sudah berpisah!" Ayah Dong Joo menjawab, "Sadarlah kau ini! Kita sedang membicarakan mengenai Seolin! Direktur Seolin mengatakan bahwa dia ingin kau menjadi menantunya." Dong Joo tidak terima dan langsung pergi begitu saja. Ayah Dong Joo kemudian berkata pada Asisten Lee, "Asisten Lee, bawakan semua surat persetujuan masyarakat padaku!" Asisten Lee tidak ada pilihan lain dan akhirnya dia mengikuti perintah itu.







Ayah Da Ji sedang berjalan menuju peternakan dan dia melihat papan petunjuk peternakan itu sangat kotor sehingga dia membersihkannya. Tiba-tiba saja ada mobil penghancur yang masuk ke daerah peternakan dan itu membuat Ayah Da Ji terkejut.







Da Ji sedang bersama Paulist di peternakan dan dia terkejut melihat banyak mobil penghancur yang masuk ke peternakan. Da Ji pun segera menghentikan mobil itu dan dia pertanya pada petugasnya, "Apa yang kalian lakukan?" Petugas itu menjawab, "D.I Resort yang mengirim kami kesini. Mereka bilang bahwa kami harus menghancurkan peternakan ini." Dong Joo datang dan Da Ji bertanya padanya, "Dong Joo, Resort meminta mereka menghancurkan peternakan?" Dong Joo menjawab, "Tenang ini tidak akan terjadi." Kemudian Dong Joo berkata pada petugas, "Lahan ini milikku dan aku adalah Direktur D.I Resort, Han Dong Joo. Konstruksinya di batalkan jadi kalian bisa pergi." Petugas jadi kebingungan, "Tapi kami diminta untuk melakukan ini. Apakah kau direkturnya?" Dong Joo menjawab, "Ya. Kalian pergilah..."



Ayah Da Ji datang dan bertanya pada Dong Joo, "Ada apa ini? Dimana Ayahmu sekarang??"







Ayah Dong Joo sedang mengobrol dengan Yun Ho membahas masalah pembangunan di Peternakan. Yun Ho bilang bahwa para penduduk sepertinya tidak akan setuju namun Ayah Dong Joo bilang jika mereka sudah memiliki surat persetujuan masyarakat jadi Masyarakat tidak bisa protes pada mereka. Yun Ho tentu tidak suka dengan hal itu. Ayah Dong Joo berkata, "Dan lagi ini adalah proyek besar. Dan lagi Seolin sudah menginvestasikan banyak uang untuk proyek ini. Seolin dan Dong In akan segera bersatu menjadi menantu. Dan kami sudah memutuskan untuk menghancurkan peternakan itu dulu. Ah sepertinya Asisten Lee tidak mengatakannya padamu makanya aku memberitahumu hal ini." Yun Ho terkejut mendengarnya.







Da Ji, Dong Joo dan Ayah Da Ji bertemu dengan Ayah Dong Joo dan juga Asisten Lee. Ayah Da Ji meminta agar penghancuran peternakan itu dihentikan, namun Ayah Dong Joo langsung menolaknya, "Itu adalah lahanku. Aku hanya akan menjual tanahku. " Ayah Da Ji menjawab, "Aku akan membali tanah itu." Ayah Dong Joo langsung mengejeknya, "Bagaimana caranya? Huh karna upaya rayuan Putrimu itu tidak bekerja pada Putraku kan?" Dong Joo langsung meminta agar Ayahnya itu diam namun pada akhirnya Ayah Dong Joo justru memarahinya, "Kau sadarlah dasar bocah bodoh! Merka itu memanfaatkan kau!"



Ayah Dong Joo kemudian melanjutkan ucapannya pada Ayah Da Ji, "Putrimu itu membantu memberikan surat persetujuan masyarakat dan juga peternakan itu, apa kau tau hal itu? Melihat wajahmu sepertinya kau sudah tau. Walaupun kau miskin tapi janganlah seperti itu di depan anak-anak ini." Da Ji menyela ucapan Ayah Dong Joo, "Ayah, Ayahku sama sekali tidak tau apapun." Ayah Dong Joo menatap tajam Da Ji,"Ya, berani sekali kau memotong ucapan orang tua! Dan lagi kau ini janganlah berpura-pura dan pada akhirnya hanya meminta Direktur Seo Yun Ho untuk bertanggung jawab." Dong Joo lagi-lagi marah dan meminta Ayahnya agar berhenti mengatakan hal seperti itu. Ayah Da Ji berkata pada Dong Joo dan Da Ji, "Kalian berdua pulanglah. Ini adalah masalah orang dewasa jadi kalian pulanglah." Namun dengan segera Ayah Dong Joo berkata, "Tidak ada yang mau aku bicarakan denganmu." Ayah Dong Joo dengan segera meninggalkan mereka.







Dong Joo menghampiri Ayahnya dan meminta penjelasan. Ayah Dong Joo mengatakan bahwa bisnis ini memang seperti ini. Dong Joo bilang bahwa direktur itu adalah dirinya, Ayah Dong Joo justru membentaknya dan mengatakan bahwa Resort tidak membutuhkan Direktur seperti Dong Joo. Dong Joo benar-benar kesal melihat sikap Ayahnya ini.







Da Eun duduk di atas mobil penghancur itu karna dia ingin menghentikan penghancuran peternakan. Da Ji yang melihatnya pun meminta agar Da Ji segera turun. Da Eun bilang bahwa dia sedang depresi karna peternakan akan dihancurkan dan dia tidak bisa berbuat apapun. Da Ji berusaha membujuk Da Eun dan akhirnya Da Eun setuju untuk turun.







Tiba-tiba saja para penduduk desa datang menghampiri Da Ji untuk protes masalah penghancuran peternakan. Pada saat yang sama juga Dong Joo datang ke peternakan sehingga para penduduk pun marah pada Dong Joo karna Dong Joo menyia-nyiakan kepercayaan mereka untuk memberikan surat persetujuan masyarakat. Da Ji menenangkan penduduk dan bilang bahwa ini bukan salahnya Dong Joo. Ayah Da Ji datang dan menyuruh agar para penduduk tenang dan masuk kedalam rumahnya, para penduduk pun mengikuti Ayah Da Ji.



Da Ji bertanya pada Dong Joo, "Kau tidak apa-apa?" Dong Joo tidak menjawabnya dan langsung pergi.






Dong Joo datang ke ruangannya dan bertanya pada Asisten Lee, "Dimana Kepala Direktur(Ayah Dong Joo)?" Asisten Lee menjawab, "Dia sudah kembali ke Seoul." Dong Joo mencari surat persetujuan masyarakat di mejanya namun dia tidak menemukannya, "Mana surat persetujuan masyarakat itu?" Asisten Lee menjawabnya dengan takut-takut, "Kepala Direktur sudah mengambilnya." Dong Joo terkejut mendengarnya.






Dong Joo berjalan di lobby Resort dan dia bertemu dengan Jin Young yang sedang membawa kopernya. Jin Young membuka pembicaraan diantara mereka berdua, "Sudah lama tidak bertemu... Karna proyek disini sudah selesai maka aku memutuskan untuk libur beberapa hari. Aku berencana bertemu denganmu. Aku akan pulang ke Seoul dan aku harap kita bisa pulang bersama." Dong Joo berkata, "Jin Young ah...." Jin Young tersenyum kecut, "Hmm menyeramkan sekali mendengarmu memanggil namaku seperti itu." Dong Joo melanjutkan ucapannya, "Walaupun orang tua kita meminta kita agar menikah, namun aku tidak bisa mengubah keputusanku." Jin Young balas berkata, "Aku harus menikah denganmu?? Sudah berapa lama kita berteman? Apakah kau pikir aku meminta Ayahku agar mengizinkan kita menikah? Maafkan aku. Huh jadi seperti ini ya rasanya saat hati meninggalkanmu." (Kayanya Jin Young gak tau masalah Ayahnya yang bilang ke Ayah Dong Joo supaya menikahkan mereka berdua.)






Asisten Baek datang ke ruangan Yun Ho untuk menyerahkan beberapa dokument. Dan kemudian Asisten Baek menyarankan agar Yun Ho melihat keadaan Da Ji.






Da Ji menghampiri Ayahnya yang sedang duduk. Da Ji menggenggam tangan Ayahnya dan mulai menangis. Ayah Da Ji berkata, "Kau tidak perlu khawatir..." Da Ji terus menangis dan meminta maaf pada Ayahnya. Ayah Da Ji langsung memeluknya dan menenangkannya.







Dong Joo berada di luar rumah dan Da Ji pun menghampirinya. Dong Joo berkata, "Jangan khawatir masalah Peternakan. Iin adalah lahanku jadi semuanya akan baik-baik saja. Maafkan aku." Da Ji justru bertanya, "Apakah kau sudah makan? Walaupun kau sibuk tapi kau harus tetap makan." Dong Joo berkomentar, "Kau ini bodoh! Kau hampir mengalami hal sulit karena aku, dan kau masih mengkhawatirkan aku?" Da Ji menjawab, "Kau juga mengalami hal sulit. Semuanya pasti ada jalan, jadi..." Tiba-tiba saja Dong Joo memeluk Da Ji, "Biarkan seperti ini selama 1 menit. Hanya satu menit...." Dan perlahan-lahan Da Ji pun membalas pelukan Dong Joo.







read more

Sinopsis Paradise Ranch Episode 14

PARADISE RANCH

EPISODE 14


Da Ji terkejut melihat kedatangan Ayahnya. Ayah Da Ji bertanya, “Mengapa dia bisa berada disini?” Da Ji bingung menjawabnya. Ayah Da Ji pun langsung marah pada Da Ji yang tidak menjawab pertanyaannya, “Aku bertanya padamu! Mengapa dia bisa berada disini?” Dong Joo berusaha menjelaskannya pada Ayah Da Ji namun Ayah Da Ji tidak mempedulikannya dan langsung menarik Da Ji masuk kedalam rumah.





Kini Da Ji duduk bersama dengan Da Eun menghadap Ayahnya. Dan Da Ji memberikan surat perjanjiannya dengan Dong Joo pada Ayahnya. Ayah Da Ji membaca surat perjanjian itu dan dia bertanya, “Jadi, jika kau mendapatkan semua surat persetujuan masyarakat maka kau bisa menyelamatkan peternakan ini? Dan bukan itu saja… Kalian harus tinggal di satu rumah ini?” Da Ji menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Ayah Da Ji. Da Eun berusaha membela Da Ji dengan berkata, “Peternakan ini tidak diberikan pada kita secara gratis. Dia setuju menjual peternakan pada kita dengan harga murah. Dan lagi dia tinggal disini tidak gratis. Dia membayar biaya kamar dan juga biaya makan.” Ayah Da Ji menatap Da Eun dan berkata, “Da Eun! Kau masuklah kedalam kamarmu sekarang!” Da Eun tidak ada pilihan lain dan dia pun pergi ke kamarnya.



Ayah Da Ji kemudian bertanya, “Jadi koper yang aku lihat itu adalah koper miliknya?” Da Ji menganggukan kepala dan meminta maaf. Ayah Da Ji bertanya, “Apakah Seo Yun Ho juga mengetahui hal ini?” Da Ji menjawab, “Sebenarnya, Aku dan dia sudah berpisah. Namun kami berpisah bukan karena Dong Joo.” Ayah Da Ji kembali marah pada Da Ji, “Beberapa tahun yang lalu, apa kau ingat seberapa hancurnya hatimu saat berpisah dengan Dong Joo? Mengapa kau bertemu kembali dengannya?” Da Ji menjawab, “Dong Joo juga sudah memiliki kekasih lain. Ayah… Maaf aku berbohong padamu. Namun Dong Joo membantu banyak.”



Ayah Da Ji merobek surat perjanjian Da Ji dan Dong Joo, “Aku benar-benar tidak menyangka kau melakukan hal ini untuk menyelesaikan masalah. Aku sekarang benar-benar marah padamu! Sangat sulit untuk duduk diam dan menyaksikan tingkahmu yang seperti ini!” Ayah Da Ji pergi dan membuat Da Ji ingin menangis.






Dong Joo masih berdiri di luar rumah Da Ji. Pada saat Ayah Da Ji keluar rumah, dengan segera Dong Joo menghampirinya. Dong Joo mengejar Ayah Da Ji dan mencoba menjelaskannya, “Ayah, Saat semua ini selesai, aku ingin menjelaskannya padamu.” Ayah Da Ji menatap Dong Joo tajam dan berkata, “Aku bukan Ayahmu dan aku tidak ingin mendnegar apapun darimu! Jadi jangan datang lagi kemari! Tinggalkan Da Ji dan jangan pernah muncul di hadapan Da Ji lagi!” Ayah Da Ji pun pergi meninggalkan Dong Joo yang masih terkejut.





Yun Ho pulang ke kamarnya dengan lesu karena tadi siang dia melihat Da Ji yang memeluk Dong Joo dengan gembira di peternakan. Yun Ho berjalan ke kamarnya dan terkejut saat Mil Hye mengeluarkan beberapa kemeja dari lemarinya. Mil Hye berkata, “Kau sudah kembali? Aku sedang mengatur lemarimu dan membuang beberapa kemeja yang tidak cocok untukmu. Dasi-mu pun harus diganti menjadi warna yang lebih cerah.” Yun Ho melihat kemeja pemberian dari Da Ji dan dia kemudian berkata pada Mil Hye, “Kau tidak perlu melakukannya. Aku sendiri yang akan merapihkannya.”



Mil Hye terus mengeluarkan kemeja Yun Ho dari lemari dan dia menemukan sebuah kemeja berwarna merah, “Kemeja ini… Bukankah ini kemeja yang kau kenakan saat kita pertama kali bertemu?” Yun Ho terlihat mulai kesal dan meminta Mil Hye tidak perlu merapihkan lemarinya namun Mil Hye tidak mendengarkannya, “Aku senang merapihkannya seperti ini. Ini mengingatkanku pada saat kita baru menikah. Ah kemeja ini terlalu gelap, tidak cocok untukmu.” Yun Ho pun akhirnya membentak Mil Hye dan membuat Mil Hye terkejut, “Aku katakana berhentilah! Kau dengan mudahnya membuangnya hanya karena kau merasa itu tidak cocok untukku? Aku sudah katakan bahwa aku yang akan mengaturnya sendiri!” Mil Hye benar-benar terkejut mendengar bentakan itu, “Aku hanya membantumu, mengapa kau sangat marah?” Yun Ho sadar bahwa dia sudah keterlaluan dan dia pun kemudian meminta maaf pada Mil Hye. Mil Hye yang kesal di bentak pun langsung pergi meninggalkan kamar Yun Ho.






Jin Young datang ke kantor Ayahnya dan langsung menanyakan perihal pertemuan Ayahnya dengan Dong Joo, “Mengapa kau menemuinya?” Ayahnya menjawab, “Huh kau terlihat sedikit berbeda. Mengapa kau kembali?” Jin Young menjawab, “Kau sudah tau bahwa kau tidak akan mendengarkan kata-katamu jadi menyerahlah.” Ayah Jin Young berkata, “Pria itu arrogant. Aku sudah memutuskan untuk menunggu sesaat sebelum kita mendiskusikannya kembali. Kau pulanglah ke rumah. Aku sudah menunggumu untuk kembali dan mengatakan sesuatu.” Jin Young bertanya ketus, “Kau setuju Dong Joo untuk membuatku menyerah dan kembali bekerja disini?” Ayah Jin Young menjawab, “Itu intinya. Kini giliranmu lah yang memutuskannya.”





Dong Joo berada di ruangannya dan dia terlihat ragu untuk menelfon seseorang. (Entah dia mau nelfon Da Ji atau Jin Young.)






Da Ji keluar kamarnya dan dia melihat Ayahnya yang sedang minum soju. Melihat hal itu Da Ji merasa sedih.






Yun Ho berusaha menghilangkan kekecewaannya pada Da Ji dengan berolahraga di pagi hari.






Saat kembali ke kamarnya, Yun Ho melihat Mil Hye sedang merapihkan lemarinya. Mil Hye tersenyum dan berkata, “Kita berpisah terlalu lama… Kau adalah tipe orang yang tidak membuang barang lama. Aku lupa akan hal itu.” Yun Ho juga berkata, “Kemarin aku terlalu sensitive. Maaf.” Mil Hye lagi-lagi tersenyum, “Saat kita memutuskan untuk memulainya kembali, kita berdua tau bahwa itu bukanlah hal yang mudah. Bukankah kau bilang bahwa kita harus berusaha keras mencoba ini semua dari awal?” Yun Ho tersenyum melihat perubahan Mil Hye.





Da Ji sedang bekerja di peternakan dan Dong Joo menghampirinya, “Apakah kau masih bisa bekerja dalam keadaan seperti ini?” Da Ji menjawab, “Aku harus mengerjakan apa yang harus aku kerjakan. Lalu apakah aku harus bermain-main?” Dong Joo bertanya, “Dia(Ayah Da Ji) pasti sangat marah, benar kan?” Da Ji menganggukan kepalanya, “Tentu saja. Aku tidak menceritakan masalah peternakan padanya dan juga tentang kau tinggal di rumah kami. Aku pantas dimarahi. Dan lagi… Kau sebaiknya mengepak barang-barangmu.” Da Ji menjawab, “Baiklah. Dan masalah peternakan… Aku akan menemuinya dan menjelaskan detailnya.” Da Ji berkata, “Lupakan hal itu. Sekarang ini, dia sedang marah padaku. Jadi apapun yang kau katakana itu tidak akan berarti.”



Da Ji mengangkat beberapa peralatan berkuda dan berkata, “Ah ya Ahjumma mengatakan padaku bahwa dia akan memberikan surat persetujuan masyarakat hari ini.” Dong Joo justru marah pada Da Ji, “Bagaimana bisa kau masih memikirkan hal itu dalam kondisi seperti ini hah?”






Dong Joo melihat Da Ji membawa alat berat dan dia pun segera membantunya, “Sini biar aku membantumu.” Pada saat itu Jin Young datang dan melihat hal itu. Dong Joo terkejut melihat kedatangan Jin Young. Jin Young tersenyum miris dan berkata, “Di depan kekasihmu kau terlihat sangat perhatian pada mantan istrimu… Harusnya aku marah kan? Sudah lama tidak bertemu…” Da Ji terlihat bersalah di hadapan Jin Young. Jin Young kemudian berkata pada Dong Joo, “Kau kemari untuk bertemu denganku? Masuklah ke dalam resort.” Jin Young pergi terlebih dahulu dan kemudian Da Ji bilang pada Dong Joo agar pergi mengejar Jin Young.





Jin Young dan Dong Joo pun duduk bersama. Jin Young bertanya, “Mengapa kau tidak mengatakan padaku bahwa kau bertemu dengan Ayahku?” Dong Joo terkejut mendengarnya, “Dari mana kau tau? Apakah kau bertemu dengannya?” Jin Young tersenyum cerah, “Sepertinya Ayahku sangat menyukai dirimu, aku merasa senang.” Dong Joo bingung mendengarnya karena yang dia tau itu Ayah Jin Young justru memintanya agar menjauhi Jin Young. Jin Young kemudian berkata, “Setelah mengumpulkan seluruh surat persetujuan masyarakat, maka kau tidak perlu bekerja di kantor Jeju ini lagi kan? Bagaimana caranya mendapatkan surat persetujuan masyarakat itu? Aku akan membantumu.” Dong Joo menjawab, “Kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Aku sudah mengumpulkan cukup banyak.” Jin Young tersenyum mendengarnya.



Jin Young berkata, “Dong Joo, kita harus menyelesaikan urusan disini secepatnya yang kita bisa dan kembali ke Seoul bersama. Setelah kembali ke Seoul maka kita harus memiliki kencan yang indah.” Dong Joo hanya tersenyum mendengarnya.






Mil Hye berjalan keluar kamar sambil membawa keranjang makanan. Mil Hye berkomentar saat melihat keranjang makanan itu, “Ini benar-benar bukan gaya Mil Hye…”






Yun Ho sedang berada di ruangannya dan dia sedang melihat Video Paulist. Asisten Baek datang dan bertanya, “Apakah itu video Paulist? Kau masih belum menyerah juga? Jika ada yang membingungkan, aku siap membantumu.” Yun Ho tersenyum, “Hmm dia(Da Ji) pasti baru selesai bekerja di pantai sekarang ini. Hubungan hanya 2 bulan ini sepertinya sudah menjadi kebiasaan yang sulit di lepaskan. Jam 7 dia akan berada I peternakan resort. Dan pada jam sehini dia berada di peternakan. Lalu Restaurant beer itu akan tutup jam 12 malam. Bukan kah ini lucu? Ini baru 2 bulan dan aku sudah mengingatnya semua?” Dan ternyata Mil Hye mendengar semua itu.






Ayah Da Ji berada di peternakan dan dia sedang bekerja membenahi pembatas peternakan. Ahjumma berusaha untuk menenangkan Ayah Da Ji namun Ayah Da Ji sama skeali tidak mau mendengarkannya, “Oppa, kau sudah bekerja sejak tadi. Kau beristirahatlah. Jika kau memaksakan diri maka kau bisa pingsan. Aku tidak mengatakan hal ini padamu karena Da Ji memintaku untuk menjaga rahasia. Kau janganlah terlalu mengekang Da Ji. Ini pasti masa yang sulit juga untuk Da Ji. Da Ji bahkan bekerja sangat keras.” Ayah Da Ji tetap tidak mendengarkan ucapan Ahjumma.





Mil Hye berada di bar dengan sedang minum sendirian. Seorang pria duduk si samping Mil Hye dan berusaha merayunya, “Bir ini mengatakan bahwa rasanya akan lebih baik jika dua orang meminumnya bersama. Bagaimana? Kau ingin minum bersamaku? Aku juga sendirian.” Mil Hye menatap pria itu dan bertanya, “Apakah kau single?” Pria itu menjawab, “Ya.” Mil Hye kembali tersenyum, “Bagaimana ini? Aku memiliki suami. Aku adalah wanita yang sudah menikah. Ah walaupun aku secara resmi sudah menikah dengannya, di dalam hati suamiku hanya ada seorang perempuan yang sulit dia lupakan. Aku bukan siapa-siapa… Aku hanya seorang istri di atas kertas saja.” Pria itu kesal dan pergi begitu saja.






Mil Hye mengambil HPnya dan kemudian dia menelfon Yun Ho, “Ini aku. Aku tidak bisa menjadi istrimu…” Yun Ho terkejut mendengarnya, “Apakah kau sedang mabuk?” Mil Hye justru mulai ngelantur omongannya, “Seo Yun Ho snagat menyedihkan… Ji Mil Hye juga menyedihkan. Gadis itu(Da Ji) juga menyedihkan.” Yun Ho bertanya, “Dimana kau sekarang? Aku akan menjemputmu.” Mil Hye menjawab, “Pergilah ke restaurant beer tempat perempuan itu bekerja. Demi kalian berdua, aku akan menyelesaikan masalah ini secara bersih.” Yun Ho mengulang pertanyaannya, “Kau ada dimana? Aku akan menjemputmu…” Mil Hye tidak menjawabnya dan dia justru mematikan telfon.





Ayah Da Ji berada di Restaurant bersama dengan Ahjushi. Ayah Da Ji berkata, “Aku tidak tau lagi harus hidup seperti apa. Aku sudah berjanji pada Ibu Da Ji, aku akan menjaganya. Tapi sepertinya aku hanya membuatnya kesulitan. Da Ji tidak memiliki seorang Ayah yang baik… Aku merasa kecewa pada diriku sendiri…”





Yun Ho datang ke restaurant untuk mencari Mil Hye dan yang dia lihat adalah Ayah Da Ji. Yun Ho pun kemudian membungkuk memberikan salam. Namun tiba-tiba saja Mil Hye yang dalam keadaan mabuk itu datang dan membuat Ahjushi panik karena dia takut Ayah Da Ji mengetahui kenyataan bahwa Yun Ho ternyata masih memiliki istri. Yun Ho berusaha menarik Mil Hye pergi, namun Mil Hye menolaknya, “Aku sakan membantumu menyelesaikan masalah ini. Jika kau mencari Da Ji maka pergilah. Sayang, bukankah kau bilang kau tau apa yang di lakukan oleh Da Ji setiap harinya?” Yun Ho terus berusaha menarik Mil Hye pergi namun Mil Hye menolak, “Kita… bercerai saja. Aku tidak mau hidup sebagai suami istri hanya diatas kertas. Kau bilang dengan seiring berjalannya waktu maka kau akan melupakannya, namun aku tidak bisa bertahan seperti ini. Jadi kita sudahi saja semua ini.” Ayah Da Ji benar-benar terkejut mendengar semua ini.







Ayah Da Ji pulang ke rumah dan dia langsung marah pada Da Ji. Da Ji sendiri tidak tau apa yang di maksud oleh Ayahnya. Ayah Da Ji hampir saja menampar Da Ji, namun dia mengurungkan hal itu. Tiba-tiba saja Ayah Da Ji berkata, “Aku akan menjual peternakan.” Da Ji terkejut mendengarnya.



Ayah Da Ji masuk kedalam kamar Da Ji dan langsung mengeluarkan seluruh pakaian Da Ji. Da Eun yang awalnya tertidur pun akhirnya terbangun. Ayah Da Ji berkata, “Aku akan menjual peternakan ini dan juga rumah ini jadi cepat bereskan barang-barangmu.” Da Ji memohon pada Ayahnya agar mengerti dia, “Ayah… Bukankah kau pernah berkata tidak akan melepaskan peternakan ini?” Ayah Da Ji kembali marah, “Kau dengan mantan suamimu dan juga pria yang sudah menikah! Apakah aku membesarkanmu untuk menjadi seperti ini hah? Kau tidak bisa tinggal disini lagi!” Da Ji terkejut mendengar bahwa Ayahnya ternyata sudah tau masalah Yun Ho, “Ayah, apakah kau tidak bisa mempercayai aku? Aku bertemu Yun Ho dan mencintainya. Tidak ada yang aku sesali.” Ayah Da Ji tetap marah akan hal itu, “Apakah kau ingin aku pukul hah?”






Da Eun mulai menangis dan menjelaskan yang sebenarnya pada Ayah Da Ji, “Unni tidak berbuat sama sekali! Ini semua karena wanita itu(Mil Hye)! Mereka sudah bercerai namun wanita itu kembali dan membuat kekacauan. Itu lah sebabnya Unni tidak ada pilihan lain selain berpisah dengannya. Unni sangat menderita akan hal itu. Ayah sama sekali tidak mengetahui apapun juga…” Da Ji ikut menjelaskan tentang peternakan, “Untuk mendapatkan kembali peternakan ini bukanlah hal yang mudah dan gratis. Dong Joo juga telah membantu kita. Aku akan bekerja dengan giat…” Ayah Da Ji tetep tidak menerima semua alasan itu, “Apakah kau ingin mematahkan hati Ayahmu ini agar kau bahagia hah? Jika kau terlalu bekerja keras demi peternakan ini maka aku tidak bisa membiarkan kau hidup seperti ini terus.” Da Ji terdiam mendengar kata-kata Ayahnya.



Ayah Da Ji kemudian berkata, “Jika kau terlalu mempercayai orang maka kau bisa sakit hati. Setelah kau berpisah dengan Dong Joo, kau sangat menderita. Dan sekarang kau menerima bantuan bocah itu… Apa yang sebenarnya kau pikirkan?” Da Ji menangis mendengar ucapan Ayahnya itu. Ayah Da Ji melanjutkan ucapannya, “Da Ji ah… Aku akan membantumu mencarikan solusinya. Tidak peduli apapun, aku akan membantumu menghasilkan uang. Jadi kita akan memulainya kembali dari awal. Ok?”






Dong Joo sedang melihat surat persetujuan masyarakat dan dia kemudian memutuskan untuk menelfon Kakek. Dong Joo bertanya pada Kakek, “Kakek apakah aku membuatmu terbangun?” Kakek menjawab, “Aku terbangun karena suara ribut. Ada apa?” Dong Joo menjawab, “Aku sudah bukan Dong Joo yang dulu. Aku bahkan tidak pernah melewatkan kerja sejak aku berada di Jeju. Kau tau itu kan?” Kakek memotong ucapan Dong Joo dan berkata, “Berhentilah berbelit-belit, apa inti semuanya?” Dong Joo menghela nafas dan menjawab, “Ini masalah peternakan. Jangan di bangun lahan peternakan itu.”



Kakek bertanya, “Mengapa kita harus melakukannya?” Dong Joo menjawab, “Karena ada seseorang yang ingin aku bantu. Jadi jika kau mau membantuku maka aku akan mendengarkan apapun yang kau katakan, Kakek. Aku bahkan akan pergi ke kantor pusat. Jadi kita tidak perlu membangun peternakan ini ya? Peternakan itu sangat penting bagi pemilik peternakan. Pemilik peternakan sudah bekerja keras selama 6 tahun untuk membangun peternakan itu.” Kakek bertanya, “Apakah orang itu sangat berarti untukmu? Ayahmu kini sedang sangat marah. Setelah selesai urusan di Jeju maka kembalilah.” Dong Joo menjawab, “Orang itu sangat penting. Dan lagi aku sangat membutuhkan bantuanmu.” Kakek berkata, “Baiklah, aku akan mencoba memikirkannya.”






Da Ji berjalan di peternakan dan melihat Paulist. Da Ji bertanya pada Paulist, “Meninggalkan peternakan ini… Haruskah aku melakukannya?”





Pagi-pagi Da Eun berlari menghampiri Ayahnya sambil membawa selembar kertas. Ayah Da Ji berkata, “Panggilah Kakakmu untuk sarapan. Dan lagi hari ini aku akan mengatur perpindahan sekolah untukmu.” Da Eun berkata, “Bukan itu masalahnya. Unni sudah pergi dari rumah.” Da Eun memberikan surat yang ditinggalkan Da Ji di dalam kamar. Ayah Da Ji membacanya dan dia terlihat khawatir. Ayah Da Ji membaca surat itu, “Ayah… Aku sudah memikirkannya dalam waktu yang lama. Aku tidak bisa menyerahkan peternakan ini. Ayah, aku akan menunggumu hingga kau mengubah pikiranmu. Aku mengambil surat tanah, Maafkan aku.”







Mil Hye terbangun dan dia terkejut saat melihat ada tangan Yun Ho yang memeluknya. Yun Ho terbangun dan bertanya pada Mil Hye, “Apakah kau baik-baik saja?” Mil Hye menjawab, “Aku baik-baik saja. Kemarin…” Yun Ho memotong ucapan Mil Hye, “Walaupun kau merasa kecewa, berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan minum-minum seperti itu lagi?” Mil Hye hanya terdiam tidak menjawab. Yun Ho melihat cahaya matahari yang datang dari jendela dan dia berkata, “Di kamarku tidak terlalu banyak cahaya yang masuk dan aku suka kamar ini karena banyak cahaya yang masuk. Haruskah kita mempergunakan kamar ini bersama?” Mil Hye lagi-lagi tidak menjawab.



Mil Hye kemudian berkata, “Aku ingat semua yang terjadi kemarin. Kata-kata yang aku katakana kemarin itu…” Yun Ho memotong ucapannya, “Aku tidak akan membuatmu menunggu lama lagi. Jadi tolong bersabarlah. Nanti mala mayo kita minum wine bersama. Aku akan pulang lebih cepat.” Yun Ho tersenyum, sementara Mil Hye masih terlihat bingung.









Da Eun berjalan bersama dengan Jong Dae. Da Eun berkata, “Dia tidak datang ke Reosrt bahkan tidak mendatangi kerja sambilannya. Kemana dia pergi?” Jong Dae ikut berkomentar, “Dia juga tidak menjawab telfonnya. Apakah mungkin sesuatu yang buruk menimpanya?” Da Eun menjawab, “Huh sudah kukatakan jangan terlalu mengkhawatirkannya. Dia takut Ayah akan menjual peternakan makanya dia mengambil surat tanah dan pergi. Tenang saja tidak akan ada hal buruk yang terjadi. ”






Da Eun melihat Dong Joo dengan Yun Ho sedang berjalan bersama dengan para asistennya dan Da Eun berkata, “Ayah dan Kakakku sedang menderita, namun mereka terlihat bahagia.” Da Eun pun memutuskan untuk menghampiri mereka. Da Eun berkata pada Yun Ho, “Bukankah sudah aku peringatkan hau? Tolong jangan membuat Ahjumma(Mil Hye) muncul di peternakan lagi. Ahjumma yang mabuk itu datang ke restaurant dan membuat masalah. Ayahku ingin menjual peternakan dan semuanya kini menjadi masalah! Dia menulis surat dan sekarang pergi entah kemana! Dan kau Kakak ipar! Kau juga tidak bisa seperti ini! Membuat Kakakku menderita! Mulai sekarang, aku melarang kalian berdua mendekati Kakakku!”



Da Eun dan Jong Dae segera meninggalkan mereka. Asisten Lee mengingatkan Dong Joo untuk membahas masalah pusat olahraga namun Dong Joo memilih untuk mengejar Da Eun dan Jong Dae.






Dong Joo datang ke peternakan dan bertanya kemana Da Ji pergi pada Da Eun, “Apakah kau sudah mencarinya?” Da Eun menjawab, “Dia tidak memiliki teman sama sekali. Tempat yang bisa dia datangi hanyalah restaurant, resort dan juga tempat kerja paruh waktunya. Kami sudah kesana dan tidak ada sama sekali.” Dong Joo bertanya, “Mungkinkah dia pergi bertemu dengan Nenek di Pulau Udo?” Da Eun menjawab, “Aku sudah menelfon dan Kakakku pasti pergi ke tempat yang bagus, untuk apa dia pergi ke tempat yang justru akan menyusahkan dirinya sendiri?” Dong Joo memikirkan kata-kata Da Eun.






Ternyata Da Ji pergi ke laut dan membantu Nenek di Pulau Udo untuk mengambil abalone. Da Ji meminta pada Nenek agar tidak memberi tahukan keberadaannya itu pada Ayahnya.






Saat Da Ji dan Nenek berjalan pulang, ternyata sudah ada Dong Joo yang menunggu. Saat melihat kedatangan Da Ji, Dong Joo pun langsung memarahinya, “Apakah kau pikir kau ini murid sma yang bisa kabur dari rumah hah? Mengapa kau tidak menjawab telfonku?” Nenek berkomentar, “Ya! Ada apa dengan bocah laki-laki ini? Mengapa saat bertemu dengan Da Ji, kau justru marah-marah hah?” Dong Joo pun dengan segera meminta maaf pada Nenek itu. Nenek masuk kedalam rumah dan meminta agar Da Ji memotong Ayam karena ada tamu(Dong Joo).



Da Ji bertanya pada Dong Joo, “Mengapa kau tau aku ada disini?” Dong Joo menjawab, “Kau ganti lah pakaianmu dahulu. Pakaian selam itu tidak cocok dengan ukuran dadamu.” Da Ji kesal dan langsung menutupi dadanya.










Ayah Da Ji kini berada di Restaurant bersama dengan Ahjumma, Ahjushi dan juga Tuan Yang. Tuan Yang berkata, “Kau tidak perlu mengkhawatirkannya.” Ahjushi bertanya, “Apakah kau akan benar-benar menjualnya?” Kini Ahjumma yang bertanya, “Oppa, mengapa kau tidak menerima bantuan dari Dong Joo Hah?” Ayah Da Ji justru balik bertanya pada Ahjumma, “Mengapa aku harus menerima bantuannya hah?” Tuan Yang berkomentar mengenai Yun Ho, “Hyung, janganlah keras kepala. Laki-laki yang di Resort itu(Yun Ho) dia sangat mengurusi Paulist. Dan juga merawat Da Ji dengan sangat baik. Pada saat aku ingin mengambil Paulist, dia melarangnya dan bilang bahwa ini semua kesalahannya.” Ahjumma justru lebih membela Dong Joo, “Oppa. Laki-laki itu(Yun Ho) mungkin dengan mudah menggunakan uangnya untuk membantu Da Ji. Namun Dong Joo tidak seperti itu. Dia sangat membantu Da Ji. Oppa… mengertilah dia.” Ayah Da Ji terdiam memikirkan hal-hal itu.






Ayah Da Ji berjalan keluar Restaurant dan dia melihat Yun Ho yang berada di dalam mobil yang di parkir di depan Restautant. Namun tidak lama kemudian mobil Yun Ho itu pergi.






HP Ayah Da Ji berbunyi dan itu merupakan telfon dari Nenek. Nenek berkata, “Da Ji memintaku agar tidak mengatakannya padamu, namun aku takut kau akan khawatir makanya aku menelfonmu.” Ayah Da Ji berkata, “Baiklah aku akan datang dan menjemputnya.” Namun Nenek segera memarahi Ayah Da Ji, “Dia bukan anak kecil lagi, jadi untuk apa di jemput? Dia sepertinya memiliki banyak hal untuk di pikirkan makanya dia datang kemari. Biarkan dia menginap satu malam disini dan besok aku akan mengantarnya kembali. Aku hanya ingin mengatakan hal ini saja.”






Dong Joo meminta Da Ji untuk pulang namun Da Ji menolaknya. Dong Joo berkata, “Jika kau pergi seperti ini maka apa yang akan terjadi pada Ayahmu… Da Eun dan aku? Kau bahkan tidak menjawab telfonku! Apakah kau tidak tau bahwa aku sangat khawatir dan takut ada sesuatu yang menimpa dirimu hah?” Da Ji menangis mendengar ucapan Dong Joo, “Mengapa semuanya selalu salahku? Apa salahku? Aku tidak bisa menyerahkan peternakan itu begitu saja makanya aku menerima bantuanmu. Aku bekerja keras dan juga bertemu dengan Yun Ho, aku sama sekali tidak pernah menyesali apa yang terjadi. Tapi Ayahku sangat menyesal dan ingin menjual peternakan itu. Setiap harinya selalu menekanku. Apa yang harus aku lakukan hah?” Dong Jo terkejut melihat tangisan Da Ji dan dia meminta agar Da Ji berhenti menangis.



Dong Joo kemudian berkata, “Ini pasti karena Ayahmu sangat sedih saat ini sehingga dia mengatakan akan menjual peternakan itu. Terkadang kau membuat masalah, namun kau selalu bekerja keras. Kau bukanlah anak yang nakal. Ayahmu lebih mengetahui dirimu dari siapapun juga, bahkan seseorang yang bodoh seperti aku saja tau.” Da Ji bertanya, “Ada apa dengan kau ini? Apakah kau sedang memujiku hah?” Dong Joo menjawab, “Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Sejujurnya, pasti ada alasan mengapa Ayahmu begitu marah. Tinggal bersama dengan mantan suami, dan menyukai pria yang sudah menikah. Itulah faktanya.” Da Ji membalas ucapan Dong Joo tersebut, “Lalu bagaimana dengan kau? Kau tinggal dengan mantan istrimu dan juga berpacaran dengan Jin Young. Bagaimana?”








Nenek datang menghampiri mereka dan memarahi mereka, “Aku meminta kalian untuk menangkap Ayam dan memasaknya. Mengapa kalian justru mengobrol hah?” Nenek menunjuk Dong Joo dan berkata, “Aku akan memasak air, dan kau menangkap Ayam!” Da Ji tersenyum dan berkata pada Nenek, “Dong Joo tidak bisa melakukannya. Biar aku yang menangkapnya.” Da Ji pun langsung berlari-lari mencoba menangkap ayam.






Mil Hye berada di resort dan dia terlihat sedang memilih dvd yang akan dia tonton bersama dengan Yun Ho. Sementara Yun Ho berada di bar dan terlihat masih memikirkan Da Ji.





Nenek sedang pergi bermain kartu dengan teman-temannya, sehingga di rumah pun hanya ada Da Ji dan Dong Joo. Dong Joo masuk kedalam kamar dan melihat Da Ji sedang membereskan kasur. Dong Joo bertanya, “Dimana Nenek?” Da Ji menjawab, “Dia bilang dia akan kembali setelah bermain kartu. Mungkin dia akan pulang terlambat.” Da Ji langsung berbaring di tempat tidur sementara Dong Joo berdiri dengan salah tingkah. Da Ji bertanya, “Mengapa kau berdiri terus?” Dong Joo dengan ragu-ragu duduk di kasurnya.



Dong Joo berkata, “Tadi aku menggunakan ponsel-mu untuk mengirim sms pada Ayahmu.” Da Ji kesal dan mendekati Dong Joo, “Aku sudah katakana padamu bahwa aku tidak ingin kembali kan? Aku harus bersembunyi dulu.” Dong Joo bertanya, “Kau tidak memiliki salah, lalu mengapa harus bersembunyi? Kembalilah dan berbicara dengannya.” Da Ji hanya bisa menghela nafas lemah. Dong Joo bertanya kembali, “Apa kau merasa lebih baik? Masalah Yun Ho, apakah kau sudah merasa lebih baik?” Da Ji menjawab, “Apakah aku merasa lebih baik sekarang ini? Entahlah. Aku tidak pernah memikirkannya. Dari yang kau lihat, apakah aku sudah terlihat lebih baikan?” Da Ji mendekati Dong Joo dan tersenyum, hal itu membuat Dong Joo kembali salah tingkah.



Dong Joo tiba-tiba marah dan mengingatkan Da Ji agar tidak terlalu santai jika sedang berada di dekatnya, Da Ji mengerti hal itu dan meminta maaf pada Dong Joo, “Maaf. Kau membuatku merasa nyaman makanya aku sangat santai jika ada di dekatmu.” Dong Joo kemudian berkata, “Hanya ada kita berdua di ruangan ini, dank au masih merasa nyaman hah? Aku tidak mengerti rasa nyaman yang kau rasakan. Yang pasti aku tidak merasa nyaman disini.” Dong Joo pun dengan cepat keluar dari dalam kamar. (Ket: Di rumah Nenek hanya ada satu kamar jadi mereka bertiga tidur di satu kamar.)






Dong Joo keluar dari dalam kamar dan mulai mengomel kesal, “Aku dan dia tidur di ruangan yang sama, apa itu tidak masalah baginya hah?”



Da Ji baru sadar bahwa tadi hanya ada mereka berdua di kamar tidur. Da Ji meletakan tangannya di dada dan mulai berbicara sendiri, “Apa yang aku pikirkan? Mengapa aku merasa aneh seperti ini?”






Mil Hye terbangun dan dia melihat jam sudah menunjukan pukul 1 malam. Mil Hye menatap gelas wine yang sudah dia siapkan namun tidak tersentuh sama sekali. Mil Hye masuk kedalam kamar Yun Ho dan melihat Yun Ho sudah tertidur. Mil Hye mau menyelimuti Yun Ho, namun langkahnya itu terhenti saat melihat buku sketsa milik Yun Ho yang penuh dengan sketsa wajah Da Ji berada di samping tempat tidur. Mil Hye kemudian melihat HP Yun Ho dan dia berkomentar pelan, “Kau sepertinya sangat merindukan dia. Sayang, kau pasti sangat menderita…”






Akhirnya Dong Joo berhasil membujuk Da Ji untuk pulang ke rumah. Da Ji sudah dan Dong Joo sudah ada di peternakan dan mereka berdua terkejut saat melihat Ayah Da Ji sedang berusaha memasukan Paulist kedalam truk. Da Ji segera berlari menghampiri Ayahnya, “Ayah! Apa yang akan kau lakukan pada Paulist? Kemana kau akan mengirimnya hah? Ayah kau keterlaluan…” Ayah Da Ji melihat kedatangan Da Ji bersama Dong Joo dan dia bertanya, “Mengapa kau dan dia bersama?” Ayah Da Ji kembali marah dan terus berusaha menggiring Paulist kedalam truk namun Da Ji menghalanginya.



Tiba-tiba saja Dong Joo berkata pada Ayah Da Ji, “Tidak bisa kah kau percaya pada Da Ji untuk kali ini? Kau pasti mengerti betapa berharganya peternakan ini baginya. Melihat apa yang telah dia lakukan untukku, memberikan peternakan ini padanya bukanlah apa-apa. Ayah, aku mohon kau dapat merubah pikiranmu. Jika kau menjual peternakan ini, maka aku akan mengambil peternakan ini kembali.” Ayah Da Ji bertanya, “Siapa kau hah hingga bisa mengambil peternakan ini?” Dong Joo menjawab, “Aku hanya tidak ingin melihat Da Ji bekerja terlalu keras. Aku tau, kau tidak menyukai aku dan Da Ji bersama… Sejujurnya, tidak bertemu dengan Da Ji itu hal yang baik. Namun untuk sekarang ini, aku tidak bisa berpura-pura tidak mengetahui masalah yang terjadi.” Da Ji terdiam menatap Dong Joo.






Tuan Yang datang dan bertanya pada Da Ji, “Kau belum pergi? Bagaimana bisa kau membawa surat rumah dan pergi begitu saja? Harusnya kau pergi selama 1 minggu. Bagaimana bisa kau baru pergi kemarin dan sekarang sudah kembali lagi hah?” Tuan Yang menatap Ayah Da Ji dan berkata, “Kau seharusnya pergi ke rumah sakit sekarang ini dan mendapatkan perawatan.” Da Ji terkejut mendengarnya, “Rumah sakit?” Tuan Yang menjawab, “Hm aku tidak begitu tau apa masalahnya. Tapi mereka bilang bahwa Ayahmu ini harus melakukan sinar x atau ya semacamnya. Tapi Ayahmu ini sungguh keras kepala. Dia bahkan tidak mau mengeluarkan uang.” Da Ji terlihat sedih mengetahui hal itu.



Tiba-tiba Dong Joo berkata, “Paulist dapat berlari sekarang ini.” Da Ji tersenyum pada Tuan Yang, “Benar. Dia bisa berlari dengan sangat baik.” Tuan Yang terkejut, “Benarkah?” Lalu Ayah Da Ji berkomentar, “Aku akan melatihnya sore hari dan melihat perkembangannya. Da Ji kau masuklah ke rumah.” Ayah Da Ji menatap Dong Joo dan berkata, “Kau juga masuklah kedalam!” Dong Joo terkejut mendengarnya.








Ayah Da Ji bertanya pada Dong Joo, “Bocah! Bahkan jika kau tidak memiliki tempat untuk tinggal, Bagaimana bisa kau tinggal di rumah yang sama dengan mantan istrimu hah?” Dong Joo menunduk meminta maaf. Da Ji berusaha membela Dong Joo, “Dong Joo hanya ingin membantu kita. Dan lagi pacar Dong Joo pun sudah mengetahuinya.” Ayah Da Ji kembali bertanya, “Lalu bagaimana dengan perasaan Da Ji dan gadis itu(Jin Younh)? Aku akan menjaga putriku. Aku tidak bisa menerima perhatianmu. Tidak hanya aku, keluargamu juga pasti melakukan hal yang sama. Pertama-tama aku akan menyelesaikan masalahku di Seoul. Dan disaat yang tepat, kita akan membicarakan peternakan ini. Jika Kau(Da Ji) terlibat dengan bocah ini lagi, aku akan benar-benar menjual peternakan! Berjanjilah padaku.” Da Ji menatap Dong Joo sesaat dan kemudian menjawab pertanyaan Ayahnya, “Ya aku berjanji.”





Yun Ho terbangun dan melihat Mil Hye sudah ada di ruang makan. Mil Hye berkata, “Duduklah. Minum sup ini. Aku tidak memasaknya.” Mata Yun Ho melihat koper Mil Hye yang sudah rapih dan dia bertanya, “Apa kau akan pergi?” Mil Hye menjawab, “Aku akan berkontribusi dengan project di China. Aku akan mencoba disana selama 3 tahun. Jadi… Kita berpisah saja. Melihat wajahmu yang berusaha keras… aku berpura-pura tidak melihatnya dan tidak tau. Tapi aku tidak bisa bertahan lagi. Setidaknya satu orang drai kita harus bahagia. Kita berdua hanya merasa lelah bukan?”



Yun Ho berkata, “Saat waktunya tiba, semuanya akan berbeda.” Mil Hye menggelengkan kepala lemah, “Kita seharusnya tidak melakukan hal ini. Atau kita akan menyesalinya sepanjang hidup kita. Aku berfikir bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu. Tidak peduli seberapa beratnya hal ini untukmu… Aku berusaha untuk tidak pergi. Tapi… Aku pikir, sekarang aku bisa pergi sendiri.” Yun Ho mencoba memberikan penjelasan pada Mil Hye, “Aku katakana padamu bahwa aku memerlukan waktu. Aku akan lebih berusaha. Jangan pergi!” Mil hye tersenyum, “Apakah kau masih terus berusaha menahanku hingga akhir? Kau sangat setia Seo Yun Ho.”



Mil Hye mendekati Yun Ho dan memeluknya, “Terima kasih… Terima kasih untuk tidak melepas genggamanmu padaku. Terima kasih untuk mencoba yang terbaik untukku.” Mil Hye terlihat menangis di pundak Yun Ho.






Da Ji bekerja seperti biasa dan Ahjumma bertanya mengenai Dong Joo pada Da Ji, “Dong Joo bilang dia akan membantu. Tapi bagaimana bisa dia tidak muncul? Da Ji, Ayahmu terlalu keras padanya. Tapi walaupun begitu… Bagaimana bisa Dong Joo tidak muncul begini?” Da Ji tersenyum dan menjawab, “Hmm mungkin dia sibuk.” Ahjumma berkomentar, “Hmm tapi pria tampan(Yun Ho) dan kau, bagaimana kelanjutannya? Apakah semuanya berjalan lancar?” Ahjushi yang mendengar pertanyaan Ahjumma pun langsung memarahi Ahjumma, “Kau! Mengapa kau bisa menanyakan hl seperti itu hah?” Ahjumma menjawab, “Aku dengar dari orang di Resort bahwa dia(Yun Ho) dan istrinya itu benar-benar sudah berakhir. Istrinya itu sudah membereskan barang-barangnya dan pergi. Da Ji, kau sudah mendnegar hal itu kan?” Da Ji menjawab, “Hm ya. Tapi aku dan Yun Ho lah yang telah berakhir,” Ahjumma kembali bertanya, “Kau berpisah dengannya walaupun dia dan istrinya sudah berpisah juga?” Da Ji terdiam dan bingung menjawabnya.






Dong Joo sedang berada di ruangannya dan dia mulai mengomel kesal, “Apakah Paulist baik-baik saja? Bagaimana bisa dia(Da Ji) tidak menelfonku walaupun hanya sekali saja? Dia benar-benar tidak setia! Tidak tau sopan santun!”






Asisten Lee datang dan berbicara pada Dong Joo, “Mulai minggu depan, Direktur baru akan datang dan tempat ini harus segera di kosongkan.” Dong Joo tidak mempedulikan hal itu dan dia membahas hal lain, “Setelah kompetisi kuda selesai maka kita akan melakukan penawaran dengan perusahan perumahan. Menunda hal itu sangatlah berbahaya dan lagi ini adalah hal terakhir. Bir yang disediakan itu harus di siapkan sesuai dengan jumlah tamu. Kau sudah melakukannya?” Asisten Lee tersenyum, “Baiklah aku akan memeriksanya kembali.” Dong Joo berkomentar, “Melihat gaya bekerjamu ini, bagaimana bisa aku dengan mudahnya meninggalkan kantor ini hah?” Asisten Lee hanya tersenyum mendengar komentar itu.



Asisten Lee tiba-tiba berkata, “Ah mengenai teman sekolahmu itu(Da Ji. Ket: Dong Joo bilang pada Asisten Lee bahwa Da Ji adalah teman sekolahnya) apakah dia menunggu Seo Yun Ho?Setelah tugas Seo Yun Ho disini sudah selesai maka mereka akan pergi ke Amerika bersama.” Dong Joo terkejut mendengarnya, “Mengapa dia harus pergi bersama Seo Yun Ho?” Asisten Lee menjawab, “Ji Mil Hye sudah pergi. Dan di Resort ini beredar kabar bahwa Seo Yun Ho sudah memutuskan untuk kembali pada Da Ji. Apakah kau tidak melihatnya? Direktur, hanya dengan sekali melihat saja aku sudah mengerti mereka. Jika mereka tidak kembali, lalu untuk apa Seo Yun Ho berpisah dengan istrinya? Tapi ada satu hal yang tidak aku mengerti… Mengapa dia meninggalkan Ji Mil Hye dan memilih teman sekolahmu itu?”



Asisten Lee kemudian mendekati wajahnya pada Dong Joo dan berkata pelan, “Ah ya aku dengar Da Ji itu sudah bercerai. Da Ji menikah di usia 19 tahun dan kemudian bercerai dalam waktu singkat. Melihat dia mampu merayu pria, hmm sepertinya dia memiliki daya tarik yang tidak bisa kita lihat.” Dong Joo tiba-tiba saja membentak Asisten Lee, “Asisten Lee, bagaimana bisa kau menyimpulkan mengenai Da Ji dengan semudah itu hah? Dia itu tidak hanya atraktif, baik, pintar, setia dan pengertian! Dan wajahnya juga tidak terlalu buruk. Dia lebih cantik dari Ji Mil Hye. Jika kau berani membahas hal itu lagi di depanku maka aku akan langsung memecatmu!” Dong Joo pergi meninggalkan ruangan begitu saja. Asisten lee yang masih bingung pun berkata, “Mengapa dia begitu marah? Aku kan tidak menjelek-jelekan istrinya!”






Yun Ho bertemu dengan Jin Young dan bertanya, “Kau bilang kau akan kembali pada Ayahmu?” Jin Young menjawab, “Ayahku mengatakan bahwa dia akan mengurus hal ini dengan Ayahnya Dong Joo. Aku tidak tau harus melakukan apa lagi.” Yun Ho bertanya kembali, “Apakah Han Dong Joo tau hal ini? Apakah dia begitu berharga hingga kau mengesampingkan segalanya?” Jin Young menjawab, “Kenapa? Kau terlihat tidak senang. Aku masih bersama dengan Dong Joo. Jika saja kau mencintainya dengan lebih, itu akan terasa lebih baik. Orang yang dapat menghargai cinta itu sendiri lah yang pantas mendapatkan cinta itu. Hmm setelah meninggalkanmu, aku sangat menyesal karena aku telah membuang waktuku. Namun aku tidak pernah lelah. Aku berusaha semua yang aku bisa untuk mencintaimu. Namun aku tidak bisa menggapaimu dengan sepenuhnya. Itu karena menghargai cinta. Aku tidak akan seperti itu lagi.” Yun Ho menatap Jin Young dan berkomentar, “Kau sangat berani sekali Jin Young….”






Dong Joo terus memikirkan ucapan Asisten Lee yang mengatakan bahwa di Resort beredar kabar kalau Da Ji dan Yun Ho telah kembali menjadi sepasang kekasih.Dan hal itu membuat Dong Joo tidak bisa tidur dengan nyenyak.






Ibu Dong Joo sedang berada di kamar Dong Joo dan Kakek datang menghampirinya. Kakek bertanya, “Kau tidak bisa tertidur? Mengapa ada di kamar Dong Joo?” Ibu Dong Joo menjawab, “Sepertinya hal ini hanya tergantung padamu…” Kakek menghela nafas pelan dan berkata, “Menantu, untuk kali ini tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka berdua sudah menikah dan bercerai. Ini adalah masalah orangdewasa, Lalu bagaimana dengan kehidpan Dong Joo? Apakah Da Ji merasakan hidup yang mudah? Kita tidak bisa terus memprotek mereka dari rasa sakit itu. Sekarang semua ini tergantung pada mereka masing-masing. Aku berharap mereka tidak akan tersakiti kembali. Jadi cukup berikan waktu untuk mereka selama 1 bulan ini. Itu lah yang aku inginkan.”



Ayah Dong Joo ternyata mendengar percakapan itu dan dia bertanya pada Kakek, “Ayah, apa maksudmu? Dong Joo dan Da Ji. Apakah ada yang terjadi?”






Da Ji sedang berada di Restaurant duduk sendiri. Pintu Restaurant terbuk dan Da Ji dengan cepat berkata, “Maaf kami sudah tutup.” Da Ji melihat tamu yang datang itu ternyata Dong Joo. Da Ji tersenyum dan berkata, “Aku pikir kita tidak akan bertemu kembali. Aku senang bertemu denganmu…” Dong Joo berkata, “Huh kau bahkan berjanji pada Ayahmu untuk tidak bertemu lagi denganku. Jadi aku tidak tau cara agar kita bisa bertemu kembali. Mengenai hal itu, sepertinya Ayah(Ayah Da Ji) akan menjual peternakan itu.” Da Ji dengan cepat berkata, “Jangan berkata seperti itu!” Dong Joo kemudian berkata, “Walaupun Seo Yun Ho sudah mengakhiri hubungan dengan istrinya dan dia memulai hal baru denganmu. Walaupun aku tidak menyadari hal itu, namun orang-orang memikirkan hal itu. Dan…”



Da Ji memotong ucapan Dong Joo dengan kesal, “Lalu bagaimana jika kita bersama? Lagi pula kami berdua sama-sama sudah tidak menikah.” Dong Joo terkejut mendengarnya, “Jadi kau benar-benar sudah bersama Yun Ho kembali? Walaupun aku tau kau tidak memiliki harga diri...” Da Ji menghentikan ucapan Dong Joo, “Berhentilah mengatakan hal itu! Kau sudah tidak datang beberapa hari ini dan saat kau datang, justru kau membicarakan mengenai hal ini? Dan mengatakan bahwa aku tidak memiliki harga diri? Huh mengapa aku harus mendengarkan ucapanmu? Kau pikir, kau ini siapa? Jangan datang mencariku lagi!”Da Ji pun melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Dong Joo.



Dong Joo mengejar Da Ji dan bertanya, “Apakah kau benar-benar memiliki hubungan dengan Seo Yun Ho? Jangan bertemu dengan pria itu!” Da Ji berkata ketus, “Mengapa kau seperti ini? Kau ini siapa?” Dong Joo menjawab, “Aku tidak suka melihat kau bersama pria lain! Mulai sekarang… Aku tidak akan menyerahkan kamu pada siapapun! Tidak akan!”




read more